sugeng rawuh


widget

Senin, 15 September 2014

Ngudhal Rasa Si Wanodya Karya

Tolong,  Jangan Ganggu Aku.... !
(Ngudhal Rasa Si Wanodya Karya)

                Aku anak kedua dari tiga bersaudara di Kabupaten Tegal. Aku dibesarkan dengan penuh perhatian dan kasih sayang sehingga semua kebutuhanku terpenuhi sampai-sampai jika sepatuku ingin ganti walaupun masih baru aku sobek lalu aku tunjukkan kepada teman-teman bapakku dikantornya dan secara otomatis bapak dan ibuku mengabulkan permintaanku karena malu dengan teman-temannya.
                Bermula dari pengabdianku sebagai guru tidak tetap (GTT) sejak tahun 2004 di SMP negeri di Kabupaten Tegal. Disanalah aku ditempa bekerja secara profesional dan disiplin karena jika tidak tantangannya aku dipecat dari pekerjaanku karena masih banyak pelamar guru yang ingin bekerja di sana dan juga ketidaksesuaian ijasah dan titelku dengan profesi guru yang aku lakoni walaupun aku sudah punya Akta IV.  Jujur memang aku akui, aku bisa menjadi GTT istilah kerennya di SMP tersebut karena waktu itu orang tuaku kenal baik dengan Kepala Sekolahnya tapi dengan perjanjian tidak menuntut untuk menjadi PTT ataupun gaji besar. Waktu itu aku dan keluargaku berpikir tidak papa yang penting kalau pagi kaki dipincuk pakai sepatu dan statusnya bekerja dimata masyarakat. Ternyata, satu tahun berikutnya Kepala Sekolah yang baik hati dipindah ketempat tugas yang baru otomatis dewa pelindungku di SMP tersebut hilang dan berganti dengan kekuasaan yang bagus dalam melatih kedisiplinan, kita diharuskan datang sebelum jam 07.00 atau sebelum siswa datang dan pulang setelah siswa pulang. Masalahnya aku sering telat karena kebetulan aku sudah punya anak satu dan suamikupun bekerja di Jakarta. Sering banget aku dipanggil dan diperlihatkan SK bupati  yang melarang  Sekolah-Sekolah menerima GTT karena ada Pengangkatan PTT pada waktu itu dan tumpukan Lamaran dari calon GTT di atas mejanya. Jikalau aku telat beliau selalu berkata begini  : “Pilih kerja atau Keluarga, kalau pengin kerja, urusan anak nomor dua dan berusaha untuk ngingu rewang istilah jawa dari punya pembantu, kalau keluarga nomor satu maka silahkan keluar dari SMP ini karena masih banyak yang antri”. Bagaimana mau ngingu rewang, gajiku pun tidak cukup tuk membayarnya. Akhirnya anak aku titipkan di rumah tetangga yang mau dibayar seiklasnya.
Aku sadar memang segala profesi menuntut resiko.  Apalagi ditambah dengan empat kasta di lingkungan SMP waktu itu yaitu kasta PNS, Kasta Guru Bantu, Kasta PTT, dan Kasta GTT. Dimana aku berada dalam kasta yang paling rendah yaitu GTT dengan tidak punya fasilitas apa-apa bahkan disembunyikan jika ada pendataan, misalnya tidak pernah menerima seragam dari pemda dan pada saat pendataan sertifikasi Non PNS yang diajukan malah temanku yang titelnya S.Pd, Syukurlah aku masih diakui menjadi Wali Kelas waktu itu. Pernah suatu saat ada akreditasi (aku tidak ikut panitia) ndilalahnya ditanya masalah analisis nilai dan mereka ndak bisa menunjukkan tapi alhamdulillah aku punya dokumen analisis yang dengan PD aku bilang aku punya. Akhirnya mereka pake dokumenku, alhamdulillah bermanfaat. Tapi ya, tetap mereka kurang menghargai tapi semua itu malah  menjadi pecut untuk aku sekolah lagi S1 pokoknya yang gelarnya S.Pd.
Alhamdulillah, mantan guruku di SMP mengarahkanku utuk sekolah di IKIP PGRI Semarang Jurusan Bahasa Jawa dan Suami serta keluargakupun mendukungku. Setiap hari Jum’at sampai minggu sehabis mengajar langsung aku cabut menuju ke Comal kebetulan tempat belajarnya di sana. Alhamdulillah, tepat bulan September tahun 2008 aku terima Ijazahku dan kebetulan ada pendaftaran CPNS Kemenag dan Pemda dengan   Formasi Guru Mulok dan Ijazah yang berlaku hanya khusus untuk pendidikan bahasa Jawa. Mungkin ini sudah rejekiku, jika teman-temanku yang berijasah pendidikan bahasa dan Sastra Indonesia dan daerah diperbolehkan masuk, mungkin aku tidak diterima karena saking banyaknya teman-teman yang punya ijazah tersebut tapi memang Allah Maha Adil memberikan satu formasi untuk diriku baik di kemenag maupun di Pemda, ya benar aku lulus dua-duanya, Subhanallah...!!!
Betapa bersyukurnya aku waktu itu dan kupilihlah kemenag tuk jadi tempat mencari rejeki membantu suamiku memenuhi kebutuhan keluargaku. Namun, ujian masih saja berlaku disaat temanku yang diterima di Pemda terima SK CPNS, aku di kemenag belum mendapatkan bahkan waktu itu teman-temanku di SMP mempengaruhiku jika dikemenag kotor bahkan mungkin SK nya akan dijual jika tidak disengget (pake uang). Peng-pengan telingaku mendengarnya setiap hari, kayaknya mereka senang diatas penderitaanku yang tidak mau memilih pemda (padahal kenapa kok aku memilih kemenag karena yang pertama meminangku dan mengumumkan kelulusanku jadi aku bertekad Lillahita’ala mengabdi di kemenag walaupun aku sadar bukanlah orang yang sholihah dan pandai beragama karena kata orang jika ngajar di MTs berarti julukane ustadzah dan tahu agama tapi Insyaallah, kata temanku jika berada di tempat penjual minyak wangi, tubuh kita pun terasa wangi jadi ya Bismillah....aku mengabdi di kemenag).
Sampai pada akhir tahun pelajaran pun sekitar bulan Juni tahun 2009 aku dipanggil oleh Kepala Sekolah, “Bu...berhubung aku akan pindah dan barangkali di tahun ajaran baru ibu dapat SK CPNS maka aku sudah mencarikan pengganti ibu agar setelah aku pergi sekolah tidak repot mencari guru pengganti”.
Deg....bak disambar petir, SK CPNS belum turun, malah aku di PHK.....Padahal tahu tidak kalau aku dah syukuran lulus CPNS di Desa kok 3 bulan malah menganggur dirumah dan momong anak. Coba bayangkan....!!!
Ya...itu ujian dan ternyata Allah benar-benar memberikan rejeki jikalau hambanya membutuhkan. Disaat haus akan rahmatnya pas bulan puasa setelah sahur di bel oleh pihak kemenag yang menyuruhku mengambil SK di Kemenag Propinsi. Alhamdulillah, Tanpa uang, tanpa senggetan, Zero Nol Rupiah. Ya, Allah....apakah ini karuniamu, keajaiban Lailatul Qadar, Alhamdulillah.
Pas 1 Oktober 2009, aku lapor ke MTs Negeri di tempatku bertugas sesuai SK.  Wow, Megah dan Besar sekali Madrasahnya sesuai harapanku waktu mengikuti tes CPNS Kemenag kebetulan di MTs Negeri tersebut dan mulai saat itu aku berjanji akan benar-benar mengabdi dan bertindak profesional sebagai guru seperti yang aku ingat kata-kata kepala sekolahku waktu di SMP dulu dan alhamdulillah, aku juga sudah mengikuti sertifikasi tanpa harus menunggu.
Karena itu ya Rabb, Niatku kerja untuk Keluarga dan beribadah kepadaMu, ya Rabb, demi membantu suamiku sehingga aku serahkan anak-anakku untuk kau jaga ya Rabb, begitu selalu do’aku dikala sholatku.
Alhamdulillah, Anak dan suamikupun memahami itu, Akupun berusaha untuk mencari rewang (pembantu) yang tepat untuk anak-anakku biar suamikupun bisa melakukan pekerjaannya. Karena aku pikir bisa memberikan sedikit rejekiku untuk tetanggaku yang kurang mampu dengan membantuku menjaga anak-anakku.
Apalagi Kepala Madrasahku selalu mengingatkan tentang PP yang mengatur tentang Disiplin PNS dan tekadkupun bulat karena rasa syukurku atas limpahan rahmat darimu ya Rabb maka akan aku lakukan tugasku dengan baik dan untuk teman-temanku Tolong, Jangan Ganggu Aku !! Jangan kau bebani aku dengan kalimat “Anak lebih Baik Dari Harta”. Menurutku itu bukan nasihat tapi beban yang melemahkan semangatku. Tanpa engkau beritahupun aku sudah tahu.  Aku melakukan ini karena rasa syukurku, aku ikhlas, dengan bismillah dan ridhlo dari suami dan keluargaku. Mumpung aku masih diberi kesempatan dan kesehatan biarlah aku berkarir toh kalau sudah tua berhenti sendiri dan mempersilahkan yang muda tuk berkarya.  Aku paham, Mungkin engkau lelah melihatku gedebugan, ngalor-ngidul, biarkan sajalah mumpung masih mampu toh tidak mengganggu kalian, kalau mengganggu ya... aku minta maaf.
 Jadi,  tolong, Dukung Aku !!! Terima Kasih Atas Pengertiannya Teman.....

Selasa, 12 Agustus 2014

RPP Bahasa Jawa VII Kurikulum 2013

   
RENCANA PELAKSANAN PEMBELAJARAN (RPP)
Ke-1 dan Ke-2

Sekolah                       :   MTs N Model Babakan
Matapelajaran              :   Bahasa Jawa
                                    Kelas/Semester            :   7/1
Materi Pokok               Wacana Narasi Babagan Prastawa
                                    Alokasi Waktu            :   2 X pertemuan (4 jpl)

A.    Kompetensi Inti (KI)
1.      Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
2.      Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam  dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
3.      Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait dengan fenomena dan kejadian nyata.
4.      Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.

B.     Kompetensi Dasar dan Indikator

KOMPETENSI DASAR
INDIKATOR
1.1 Menerima anugerah Tuhan Yang Maha Esa berupa bahasa Jawa sebagai bahasa Ibu untuk mendukung bahasa Indonesia   sebagai bahasa persatuan dan  kesatuan bangsa.

1.2 Menerima anugerah Tuhan Yang Maha Esa berupa bahasa Jawa dan
      memanfaatkannya sebagai sarana komunikasi masyarakat Jawa masyarakat Jawa.
1.1.1 Terbiasa berdoa kepada Tuhan Maha Esa sebelum peserta didik melaksanakan pembelajaran Wacana Narasi Babagan Prastawa


1.1.2 Menghargai dan mensyukuri keberadaan bahasa Jawa sebagai sarana mempelajari Wacana Narasi babagan Prastawa
.

2.1 Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, bertanggung jawab, peduli (toleransi dan gotong royong), santun, percaya diri dalam menyampaikan informasi
      atau menanggapan berbagai hal/keperluan sesuai dengan tata krama Jawa.
2.2 Menunjukkan perilaku berbahasa yang santun yang ditunjukkan dengan ketepatan penggunaan ragam bahasa (unggah ungguh basa).

2.3 Menunjukkan perilaku, tindakan, dan perbuatan yang mencerminkan kepribadian Jawa.
2.1.1 Terbiasa membantu teman sejawat dalam memecahkan masalah.

2.1.2 Terbiasa menyampaikan pendapat dalam  pemecahan masalah dengan santun

2.1.3 Terbiasa menggunakan kata-kata yang tidak menyinggung perasaan orang lain.

2.1.4 Mengikuti kegiatan diskusi dengan disiplin

2.1.5 Terbiasa bersikap jujur dalam berkarya

                     
3.1. Memahami isi teks narasi tentang peristiwa atau kejadian
3.1.1.        Mendengarkan dan mencatat kata-kata yang dianggap sulit yang terdapat dalam wacana narasi tentang peristiwa atau kejadian.
3.1.2.        Mendiskusikan dan mengartikan kata-kata yang dianggap sulit dalam konteks kalimat.
3.1.3.        Mengajukan dan menjawab pertanyaan wacana yang didengarkan dalam ragam krama.
3.1.4.        Mendiskusikan isi wacana.
3.1.5.        Mengungkapkan isi wacana yang didengarkan secara tertulis.
4.1. Menanggapi isi teks piwulang serat Wulangreh pupuh Pangkur.
4.1.1.      Membaca teks narasi
4.1.2.      Menjawab dan mengajukan pertanyaan tentang isi bacaan dalam ragam krama.
4.1.3.      Menulis ringkasan teks narasi tentang peristiwa atau kejadian.narasi tentang peristiwa atau kejadian

C.    Tujuan Pembelajaran
Pertemuan 1
Setelah mengikuti  kegiatan pembelajaran diharapkan peserta didik dapat :
1.      Berdoa kepada Tuhan maha Esa sebelum peserta didik melaksanakan pembelajaran materi teks piwulang serat Wulangreh Pupuh Pangkur.
2.      Menggunakan bahasa Jawa di kelas saat pelajaran bahasa Jawa dengan baik.
3.      Mendengarkan dan mencatat kata-kata yang dianggap sulit yang terdapat dalam wacana narasi tentang peristiwa atau kejadian.
4.      Mendiskusikan dan mengartikan kata-kata yang dianggap sulit dalam konteks kalimat.
5.      Mengajukan dan menjawab pertanyaan wacana yang didengarkan dalam ragam krama.
6.      Mendiskusikan isi wacana.
Mengungkapkan isi wacana yang didengarkan secara tertulis.


Pertemuan 2
Setelah mengikuti  kegiatan pembelajaran diharapkan peserta didik dapat :
1.      Berdoa kepada Tuhan maha Esa sebelum peserta didik melaksanakan pembelajaran materi teks piwulang serat Wulangreh Pupuh Pangkur.
2.      Menggunakan bahasa Jawa di kelas saat pelajaran bahasa Jawa dengan baik.
3.      Membaca teks narasi
4.      Menjawab dan mengajukan pertanyaan tentang isi bacaan dalam ragam krama.
5.      Menulis ringkasan teks narasi tentang peristiwa atau kejadian.narasi tentang peristiwa atau kejadian

D.    Materi Pembelajaran
Pertemuan 1
a.         Teks Dengaran Wacana Narasi Babagan Prastawa

Kirab Pusaka "Kyai Slamet"
Upacara Kirab Pusaka ing Kraton Surakarta Hadiningrat sampun kalampahan wiwit jaman kina ingkang dipunwontenaken saben surya kaping 1 Muharram utawi 1 Syura. Adicara punika nggadhahi ancas tujuan, supados kula tuwin panjenengan tansah pinaringan kasarasan, kaslametan, dipuntebihaken saking alangan tuwin godha rencana.
Upacara punika samangke kawiwitan saking makempaling para nayaka praja, sentana dalem, abdi dalem ing papan ingkang sampan sumadya, inggih salebeting Kraton peneripun ing kanan keringing sitinggil punika. Sadaya ingkang badhe ngayahi jejibahan punapa dene ingkang badhee hangombyongi sampan siyaga salebeting Kraton wiwit pukul 8 dalu utawi tabuh 20.00 WIK kala wau. Sadaya ubarampe kangge kirab sampan sumadya. Wondene para-para ingkang tinanggenah ngayati jejibahan inggih sampun baris tharik-tharik.
Kinten-kinten tabuh setengah sewelas, para piyantun ingkang badhe ngayahi jejibahan sampun sami baris. Kaleres tabuh 12 dalu, wonten tengara, bilih upacara Kirab Pusaka badhe kawiwitan. Anggenipun ngasta pusaka ingkang badhe kakirab kedah ngatos-ngatos. Sasampunipun wonten pratandha mlampah, para abdi, nayaka ingkang kajibah ngasta pusaka sami mlampah medal Baluwarti Karaton.
Medalipun pusaka ingkang dipunkirab nut lampahing Kyai Slamet ingkang tansah paring panuntun, margi pundi kemawon ingkang dipunlangkungi. Kyai Slamet ingkang awujud maesa bule, kapitados sekti mandraguna dening bebrayan agung, mliginipun masyarakat Surakarta. Kirabipun ngubengi kitha Solo tuwin wangsul malih dhateng lebet Karaton. Sadaya kalau inggih dipuntuntun dening Kyai Slamet.
(Oleh-olehe Den Menggung nalika Kirab Pusaka)

b. Kata-kata yang dianggap sukar dalam Wacana Narasi Babagan Prastawa

kirab                               = mubeng kutha
sinudarsana                    = dituladha, diconto
rahayu basuki                 = kaslametan
atur pambagya raharja    = kata sambutan
kina                                = kuno
surya                               = tanggal
ancas tujuan                   = tujuan, sing dikarepake
jejibahan                         = tugas, sing ditugasake, kuwajiban
pukul/tabuh                    = jam, wektu
ubarampe                        = piranti, alat
sumadya                         = slap (Ind= bersedia)
ngayati                           = nglakoni, ngleksanakake
maesa                             = kebo
bebrayan                         = masyarakat
trapsila                            = tata krama, sopan santun

Pertemuan 2
Teks Dengaran Wacana Narasi Babagan Prastawa
Dhemite Keweden
Sawijining dina ing SMP ning kuthaku geger, merga sawenehe bocah jeneng Slamet kesurupan. Dheweke ngamuk maliki bangku lan ngobrak-abrik ruang sekolahan. Guru-guru sing nyoba nyadharake ora kuwawa nanggulangi, malah sing nyedhak padha dikipatake nganti kejlungup. Jarene sing weruh, Slamet kesambe t sawise pipis neng grumbulan mburi sekolah.
Satengahe geger mau ndadak muncul Pak Mun, guru enom sing kawentar seneng clelekan. Teka-teka langsung cluluk, ” He, sapa iku ngamuk?”
”Aku Singalodra!” wangsulane dhemit sing nempeli Slamet.
”Pus! Singalodra sapa, neng kene ora ana sing jenenge Singalodra. Kowe mesthi dhemit transmigrasi ya ?”
”Wis mbuh, pokoke bocah iki kudu tak gawa merga kurang ajar wis nguyuhi aku!”
”Gawanen kana! Tur maneh kowe ya lucu, ana wong nguyuh kok ra ngalih, ya kapokmu kapan, kuyuhan tenan!”
”Pokoke nyawane bocah iki takjaluk!” pangancame dhemit mau.
”Jaluken! Gawanen kana ! Aku ya ora butuh bocah ngeyeyet kaya ngono!” wangsulane Pak Mun mantep. Dhemite meneng, jur semanta njaluk getih, njaluk daging, njaluk mata, mudhun-mudhune akhire njaluk endhog.
”Crigis, ra usah njaluk-njalukan! saiki kowe gelem apa ora? Yen ora takuyuhi maneh kowe ben klebus!” Sentake Pak Mun karo mbukak resletinge. Lagi bae arep ngetokake barang wadine, si dhemit sambat kapok njur ... cekekal, si Slamet sadar, tangi karo ucek-ucek mripat katon bingung.
”Wis-wis lunga dhemite. Gene dieyeli bae kalah.” ujare Pak Mun. Kanca guru liyane padha melu ngguyu senajan isih campur wedi. Apa tumon, dhemit diancam arep diuyuhi maneh kok ngacir keweden!
(Kapethik saka Panyebar Semangat, No. 4/2002. kanthi kabesut)

E. Metode Pembelajaran
Pendekatan   :  scientific
Metode         :  diskusi,  tanya jawab, penugasan

F. Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran
1.      Media                     :   Rekaman wacana narasi babagan prastawa, Laptop, LCD, speaker
2.      Sumber Belajar      :   Majalah Panyebar Semangat, Dwijo, Den Menggung, Marsudi Basa lan sastra Jawa VII, Jakarta:Erlangga, Piwulang Basa SMP lan MTs Kelas VII, Surakarta:Mediatama

G. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan 1
RINCIAN KEGIATAN
WAKTU
Pendahuluan 
·      Peserta  berdoa sebelum belajar
·      Memeriksa kehadiran dan kesiapan peserta didik
·      Peserta didik diarahkan guru untuk membentuk kelompok dengan anggota 4 orang
·      Apersepsi: menunjukkan  Wacana Narasi Babagan Prastawa
·      Menyampaikan tujuan pembelajaran
10 menit
Kegiatan Inti
Mengamati:
·  Peserta didik mendengarkan wacana narasi tentang peristiwa atau kejadian.
Menanya:
·         Peserta didik bertanya jawab tentang kata-kata yang dianggap sulit yang terdapat dalam wacana yang didengarkan.
·         Peserta didik mengajukan dan menjawab pertanyaan tentang isi wacana yang didengarkan
Mengumpulkan Informasi:
·         Peserta didik berdiskusi tentang isi wacana yang didengarkan.
Mengasosiasi:
·     Peserta didik berlatih menulis isi wacana yang didengarkan

Mengkomunikasikan:
·         Peserta didik mengungkapkan isi wacana yang didengarkan secara lisan dalam ragam krama.
60 menit
Penutup
·      Guru bersama peserta didik menyimpulkan materi PBM.
·      Guru bersama peserta didik melakukan refleksi tentang proses dan hasil pembelajaran yang telah dicapai.
·      Peserta didik menerima tugas dari guru menulis wacana narasi dari kejadian yang pernah dialami dan menarik perhatian siswa. kurang lebih satu halaman folio atau kalau diceritakan kurang lebih 10 menit .
10 menit
    


Pertemuan 2
RINCIAN KEGIATAN
WAKTU
Pendahuluan 
·      Peserta  berdoa sebelum belajar
·      Memeriksa kehadiran dan kesiapan peserta didik
·      Peserta didik diarahkan guru untuk membentuk kelompok dengan anggota 4 orang
·      Apersepsi: Guru menayakan isi teks piwulang serat Wulangreh Pupuh Pangkur (pada 1)
·      Menyampaikan tujuan pembelajaran
10 menit
Kegiatan Inti
Mengamati:
·  Peserta didik mendengarkan wacana narasi tentang peristiwa atau kejadian.
Menanya:
·         Peserta didik bertanya jawab tentang kata-kata yang dianggap sulit yang terdapat dalam wacana yang didengarkan.
·         Peserta didik mengajukan dan menjawab pertanyaan tentang isi wacana yang didengarkan
Mengumpulkan Informasi:
·         Peserta didik berdiskusi tentang isi wacana yang didengarkan.
Mengasosiasi:
·     Peserta didik berlatih menulis isi wacana yang didengarkan

Mengkomunikasikan:
·         Peserta didik mengungkapkan isi wacana yang didengarkan secara lisan dalam ragam krama.
60 menit
Penutup

o  Peserta didik dan guru menyimpulkan materi yang dipelajari dengan percaya diri.
o  Peserta melakukan refleksi terkait pembelajaran yang baru berlangsung dengan membuat catatan penguasaan materi
o  Peserta didik menyampaikan rasa puas atau tidaknya mengikuti kegiatan pembelajaran.
10 menit

PENILAIAN
1.      Sikap Spiritual
a.    Teknik Penilaian           : observasi
b.    Bentuk Instrumen         : lembar observasi



c.    Kisi-kisi                        :


No.
Sikap/nilai
Butir Instrumen
1.



2.
Terbiasa berdoa kepada Tuhan Maha Esa sebelum peserta didik melaksanakan pembelajaran Wacana Narasi Babagan Prastawa
Menghargai dan mensyukuri keberadaan bahasa Jawa sebagai sarana menyajikan materi Wacana Narasi Babagan Prastawa
o   Terbiasa berdoa




o   Terbiasa bersyukur

      Instrumen Penilaian Sikap Spiritual
      Nama                     : _______________
      Kelas                     : _______________
     
Sikap/nilai
Skor
1
2
3
4
1.    Berdoa sebelum dan sesudah mempelajari Wacana Narasi Babagan Prastawa

2.    Mengucapkan rasa syukur setelah mengerjakan tugas Wacana Narasi Babagan Prastawa




     
Keterangan:
1 = tidak pernah                 3 = sering
2 = kadang-kadang            4 = selalu

2.      Penilaian Sikap Sosial
a.        Teknik Penilaian        : Pengamatan
b.        Bentuk Instrumen      : Lembar Observasi
c.         Kisi-kisi                     :
A.    Penilaian sikap sosial untuk diskusi
No.
Nilai
Deskripsi
No. Butir
1
Menghargai orang lain
Menghargai  pendapat orang lain
1
2
Jujur
Mengekspresikan gagasan dengan jujur
2
3
Disiplin
Mengikuti kegiatan diskusi dengan disiplin
3
4
Kesantunan
Menyampaikan pendapat dengan bahasa Jawa yang santun
4


B.     Penilaian sikap sosial dalam kegiatan menanggapi hasil karya teman dan berkarya
      Objek : Wacana Narasi Babagan Prastawa
No.
Nilai
Deskriptor
No. Butir
        1.             
Jujur
Menunjukkan sikap jujur dalam menanggapi karya teman
1
Menunjukkan sikap jujur dalam berkarya
2
        2.             
Santun
Bersikap santun dalam menanggapi karya teman
3
Bersikap santun dalam berkarya
4

Lembar Pengamatan Sikap Sosial untuk Kegiatan Menanggapi Karya dan Berkarya

      Nama                     : ______________________________
      Kelas                     : ______________________________

      Petunjuk:
      Berilah tanda silang (X) sesuai dengan kondisi peserta didik. (Diisi oleh guru)

No.
Pernyataan
Pilihan
Ya
Tidak
   1.             
Menghargai orang lain dalam menanggapi karya teman


   2.             
Menghargai orang lain dalam berkarya


   3.             
Bersikap disiplin dalam menanggapi karya teman


   4.             
Bersikap disiplin dalam mengungkapkan isi wacana tentang peristiwa.



      Pedoman Penskoran:
      Pilihan “Ya” diberi skor 1, sedangkan pilihan “Tidak” diberi skor 0. Karena soal
      berjumlah 4 butir, maka jumlah skor berkisar antara 0 sampai 4.

      LEMBAR PENGAMATAN SIKAP

No
Nama
Toleransi
Jujur
Disiplin
Santun
Ket


v
v
v
v
4

















3.       Pengetahuan
              a.     Teknik Penilaian                      : Tes tertulis
              b.      Bentuk Instrumen                  : Tes uraian
              c.      Kisi-kisi                                  :
No.
Indikator
No. Butir

  1.  
Disajikan Wacana narasi babagan prastawa,  siswa mengidentifikasi teks tersebut.
1

  1.  
Menjelaskan arti kalimat Kyai Slamet ingkang awujud Maesa Bule,  nganggo basa ngoko.
2

  1.  
Menjelaskan kembali isi teks Kirab Pusaka “Kyai Slamet”
3

  1.  
Menjelaskan kembali isi teks Dhemite Keweden
4

      Instrumen Penilaian Pengetahuan (K3)

      Nama         : ______________________________
      Kelas         : ______________________________

      Soal :
      A. Isenana ceceg-ceceg ing ngisor iki kanthi trep!
1.      Gatekna wacana iki !
Upacara punika samangke kawiwitan saking makempaling para nayaka praja, sentana dalem, abdi dalem ing papan ingkang sampun sumadya, inggih salebeting Kraton peneripun ing kanan keringing sitinggil punika. Sadaya ingkang badhe ngayahi jejibahan punapa dene ingkang badhee hangombyongi sampan siyaga salebeting Kraton wiwit pukul 8 dalu utawi tabuh 20.00 WIK kala wau. Sadaya ubarampe kangge kirab sampan sumadya. Wondene para-para ingkang tinanggenah ngayati jejibahan inggih sampun baris tharik-tharik.
Golekana  tegese tembung-tembung iki
a. Sumadya
b. Jejibahan
c. Tabuh
d. Ubarampe
e. Ngayati Jejibahan
2.      Apa tegese ukara Kyai Slamet ingkang awujud Maesa Bule ing wacana narasi mau?
3.       Coba tulisna maneh isine wacana narasi babagan prastawa 1 kang wis ko waca !
4.      Coba tulisna maneh isine wacana narasi babagan prastawa 2 kang wis ko waca !

      Kunci Jawaban :
1. a.  Sumadya          =     Siap
b. Jejibahan          =     tugas
c. Tabuh               =     wektu
d. Ubarampe         =     piranti / alat
e. Ngayati Jejibahan   =    nglakoni kuwajiban
      2.   Tegese ukara Kyai Slamet ingkang awujud maesa bule yaiku Kyai slamet sing wujude kebo bule
      3.  Nyumanggaaken para dwija anggenipun paring wangsulan     
4. Nyumanggaaken para dwija anggenipun paring wangsulan

Pedoman Penskoran:
Skor jawaban benar  untuk soal no 1 dan 2  = 0 – 2
Skor jawaban benar untuk soal 3 dan 4        = 0 -  3
Skor maksimal 10.

4.      Keterampilan
a.    Teknik Penilaian           : Tes praktik
b.    Bentuk Instrumen         : Tes uji petik kerja dan produk
c.    Kisi-kisi                        :
No.
Indikator
No. Butir
        1.             
Menceritakan isi teks wacana narasi babagan prastawa  ( 1 dan 2)tersebut di depan temannya
1
     
     

Instrumen Penilaian Keterampilan (K4)

      Nama         : ______________________________
      Kelas         : ______________________________
     
Soal:
        1.Critakna isi teks wacana narasi babagan prastawa ing ngarep kelas  !
       
                        No.
Aspek yang dinilai

Kriteria

1

2

3

4

1
Pilihan kata

 

 

 

 

2
Ketepatan isi cerita.

 

 

 

 

3
Urutan cerita.

 

 

 

 

 

 

 

 


      Keterangan:
4 = Sangat Baik                                        2  = Cukup
3 = Baik                                                    1  = Kurang

Penghitungan nilai akhir :       Nilai akhir :     skor yang diperoleh
                                                                    ----------------------------  X 100
                                                                    Skor maksimal





                                                                                                   Babakan, 10 Juli  2014
Kepala MTs N Model Babakan



Drs. H. Wahidin
NIP. 19550105 198203 1004
Guru Mata Pelajaran
Bahasa Jawa


Isnen Widiyanti, S.Pd
NIP. 19790924 200901 2 006


    RENCANA PELAKSANAN PEMBELAJARAN (RPP)
Ke-3 dan Ke-4

Sekolah                       :   MTs N Model Babakan
Matapelajaran              :   Bahasa Jawa
                                    Kelas/Semester            :   7/1
Materi Pokok              :    Menelaah teks Piwulang Serat Wulangreh Pupuh Pangkur.
                                    Alokasi Waktu            :  2 X pertemuan (4 jpl)

A.    Kompetensi Inti (KI)
1.      Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
2.      Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam  dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
3.      Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait dengan fenomena dan kejadian nyata.
4.      Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.

B.     Kompetensi Dasar dan Indikator

KOMPETENSI DASAR
INDIKATOR
1.1 Menerima anugerah Tuhan Yang Maha Esa berupa bahasa Jawa sebagai bahasa Ibu untuk mendukung bahasa Indonesia   sebagai bahasa persatuan dan  kesatuan bangsa.

1.2 Menerima anugerah Tuhan Yang Maha Esa berupa bahasa Jawa dan
      memanfaatkannya sebagai sarana komunikasi masyarakat Jawa masyarakat Jawa.
1.1.1 Terbiasa berdoa kepada Tuhan Maha Esa sebelum peserta didik melaksanakan pembelajaran teks piwulang Serat Wulangreh pupuh Pangkur

1.1.2 Menghargai dan mensyukuri keberadaan bahasa Jawa sebagai sarana mempelajari teks piwulang Serat Wulangreh pupuh Pangkur
.

2.1 Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, bertanggung jawab, peduli (toleransi dan gotong royong), santun, percaya diri dalam menyampaikan informasi
      atau menanggapan berbagai hal/keperluan sesuai dengan tata krama Jawa.
2.2 Menunjukkan perilaku berbahasa yang santun yang ditunjukkan dengan ketepatan penggunaan ragam bahasa (unggah ungguh basa).

2.3 Menunjukkan perilaku, tindakan, dan perbuatan yang mencerminkan kepribadian Jawa.
2.1.1 Terbiasa membantu teman sejawat dalam memecahkan masalah.

2.1.2 Terbiasa menyampaikan pendapat dalam  pemecahan masalah dengan santun

2.1.3 Terbiasa menggunakan kata-kata yang tidak menyinggung perasaan orang lain.

2.1.4 Mengikuti kegiatan diskusi dengan disiplin

2.1.5 Terbiasa bersikap jujur dalam berkarya

                     
3.2. Menelaah teks Serat Piwulang Wulangreh pupuh Pangkur.
3.2.1. Mengartikan kata-kata yang dianggap sulit yang terdapat dalam teks piwulang serat Wulangreh Pupuh Pangkur.
3.2.2. Mengajukan dan menjawab pertanyaan tentang isi teks piwulang serat Wulangreh Pupuh Pangkur .
3.3.3.  Menuliskan isi teks piwulang serat Wulangreh Pupuh Pangkur.
3.3.4. Menjelaskan nilai yang terkandung dalam  teks piwulang serat Wulangreh Pupuh Pangkur.
4.2. Menanggapi isi teks piwulang serat Wulangreh pupuh Pangkur.
4.2.1. Menulis pokok- pokok isi teks Piwulang Serat Wulangreh Pupuh Pangkur
4.2.2. Menyampaikan pokok-pokok isi teks Piwulang Serat Wulangreh Pupuh Pangkur
4.2.3. Menanggapan isi teks Piwulang Serat Wulangreh Pupuh Pangkur

C.    Tujuan Pembelajaran
Pertemuan 1
Setelah mengikuti  kegiatan pembelajaran diharapkan peserta didik dapat :
1.      Berdoa kepada Tuhan maha Esa sebelum peserta didik melaksanakan pembelajaran materi teks piwulang serat Wulangreh Pupuh Pangkur.
2.      Menggunakan bahasa Jawa di kelas saat pelajaran bahasa Jawa dengan baik.
3.      Mengartikan kata-kata yang dianggap sulit yang terdapat dalam teks piwulang serat Wulangreh Pupuh Pangkur.(pada 1)
4.      Mengajukan dan menjawab pertanyaan tentang isi teks piwulang serat Wulangreh Pupuh Pangkur .(pada 1)
5.      Menuliskan pokok-pokok isi teks piwulang serat Wulangreh Pupuh Pangkur (pada 1)
6.      Menyampaikan pokok-pokok isi teks Piwulang Serat Wulangreh Pupuh Pangkur (pada 1)
7.      Membuat paraphrase teks Piwulang Serat Wulangreh Pupuh Pangkur (pada 1)
8.      Menanggapi isi teks Piwulang Serat Wulangreh Pupuh Pangkur. (pada 1) dengan jujur, dan tanggung jawab.


Pertemuan 2
1.      Berdoa kepada Tuhan maha Esa sebelum peserta didik melaksanakan pembelajaran materi teks piwulang serat Wulangreh Pupuh Pangkur.
2.      Menggunakan bahasa Jawa di kelas saat pelajaran bahasa Jawa dengan baik.
3.      Menuliskan pokok-pokok isi teks piwulang serat Wulangreh Pupuh Pangkur (pada 2)
4.      Menyampaikan pokok-pokok isi teks Piwulang Serat Wulangreh Pupuh Pangkur(pada 2)
5.      Membuat paraphrase teks Piwulang Serat Wulangreh Pupuh Pangkur(pada 2 )
6.      Menanggapi isi teks Piwulang Serat Wulangreh Pupuh Pangkur. (pada 2) dengan jujur, dan tanggung jawab.

D.    Materi Pembelajaran
Pertemuan 1
a.          Teks Dengaran Serat Wulangreh pupuh Pangkur anggitan Sri Susuhunan Pakubuwana IV (pada 1)

Kang sekar pangkur winarna,
lelabuhan kang kanggo ing wong urip,
ala lan becik puniku,
prayoga kawruhana,
adat waton puniku dipun kadulu,
miwah ta ing tata krama,
den kaesthi siyang ratri.

b. Kata-kata yang dianggap sukar dalam tembang Pangkur
winarna                        = wujude
lelabuhan                     = pangorbanan
prayoga                        = becike
kawruhana                   = ngertenana
adat waton                  = adat, kabiasan
dipunkadulu                = dingerteni, digatekakae
miwah                          = karo, lan
den kaesthi                  = dieling-eling
siyang                          = awan
ratri                              =bengi

Pertemuan 2
Teks Serat Wulangreh pupuh Pangkur anggitan Sri Susuhunan Pakubuwana IV (pada 2)
Deduga lawan prayoga,
myang watara reringa aywa lali,
iku parabot satuhu,
tan kena tininggala,
tangi lungguh angadeg tuwin lumaku,
angucap meneng  myang nendra,
duga-duga aja kari.

E. Metode Pembelajaran
Pendekatan   :  scientific
Metode         :  diskusi,  tanya jawab, penugasan

F. Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran
1.      Media                      Rekaman Tembang Pangkur.
2.      Sumber Belajar       :IwanMulyono.blogspot.com/2012/09/serat_Wulangreh_watak_   
                                          manusia
.
G. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran

Pertemuan 1
RINCIAN KEGIATAN
WAKTU
Pendahuluan 
·      Peserta  berdoa sebelum belajar
·      Memeriksa kehadiran dan kesiapan peserta didik
·      Peserta didik diarahkan guru untuk membentuk kelompok dengan anggota 4 orang
·      Apersepsi: menunjukkan  teks piwulang serat Wulangreh Pupuh Pangkur .
·      Menyampaikan tujuan pembelajaran
Kegiatan Inti
o  Peserta didik mendengarkan rekaman teks dengaran piwulang Serat Wulangreh pupuh Pangkur (pada 1)
o  Peserta didik bertanya jawab tentang kata-kata yang dianggap sulit yang terdapat dalam teks dengaran piwulang Serat Wulangreh pupuh Pangkur. (pada 1)
o  Peserta didik mengajukan dan menjawab pertanyaan tentang isi teks piwulang Serat Wulangreh pupuh Pangkur (pada 1)
o  Peserta didik berdiskusi tentang arti kata-kata yang dianggap sulit dalam teks piwulang Serat Wulangreh pupuh Pangkur (pada 1)
o  Peserta didik menyampaikan hasil diskusi tentang pokok-pokok isi teks piwulang Serat Wulangreh pupuh Pangkur (pada 1)
o  Peserta didik menanggapi hasil diskusi kelompok lain tentang isi teks piwulang Serat Wulangreh pupuh Pangkur (pada 1)
o  Peserta didik berlatih membuat paraphrase teks piwulang Serat Wulangreh pupuh Pangkur. (pada 1)

Penutup
·      Guru bersama peserta didik menyimpulkan materi PBM.
·      Guru bersama peserta didik melakukan refleksi tentang proses dan hasil pembelajaran yang telah dicapai.
·      Peserta didik menerima tugas dari guru mencari pokok-pokok isi teks piwulang Serat Wulangreh pupuh Pangkur pada ke 2.





Pertemuan 2

Pendahuluan 
·      Peserta  berdoa sebelum belajar
·      Memeriksa kehadiran dan kesiapan peserta didik
·      Peserta didik diarahkan guru untuk membentuk kelompok dengan anggota 4 orang
·      Apersepsi: Guru menayakan isi teks piwulang serat Wulangreh Pupuh Pangkur (pada 1)
·      Menyampaikan tujuan pembelajaran

Kegiatan Inti

o  Peserta didik membaca teks piwulang Serat Wulangreh pupuh Pangkur (pada 2)
o  Peserta didik bertanya jawab tentang kata-kata yang dianggap sulit yang terdapat dalam teks dengaran piwulang Serat Wulangreh pupuh Pangkur. (pada 2)
o  Peserta didik menyampaikan hasil diskusi tentang pokok-pokok isi teks piwulang Serat Wulangreh pupuh Pangkur (pada 2)
o  Peserta didik menanggapi hasil diskusi kelompok lain tentang isi teks piwulang Serat Wulangreh pupuh Pangkur (pada 2)
Peserta didik berlatih membuat paraphrase teks piwulang Serat Wulangreh pupuh Pangkur. (pada 2)


 Penutup

o  Peserta didik dan guru menyimpulkan materi yang dipelajari dengan percaya diri.
o  Peserta melakukan refleksi terkait pembelajaran yang baru berlangsung dengan membuat catatan penguasaan materi
o  Peserta didik menyampaikan rasa puas atau tidaknya mengikuti kegiatan pembelajaran.

PENILAIAN

1.      Sikap Spiritual
a.    Teknik Penilaian           : observasi
b.    Bentuk Instrumen         : lembar observasi
c.    Kisi-kisi                        :


No.
Sikap/nilai
Butir Instrumen
1.




2.
Terbiasa berdoa kepada Tuhan Maha Esa sebelum peserta didik melaksanakan pembelajaran teks piwulang Serat Wulangreh pupuh Pangkur.
Menghargai dan mensyukuri keberadaan bahasa Jawa sebagai sarana menyajikan materi teks piwulang Serat Wulangreh pupuh Pangkur.
o   Terbiasa berdoa




o   Terbiasa bersyukur

      Instrumen Penilaian Sikap Spiritual
      Nama                     : _______________
      Kelas                     : _______________
     
Sikap/nilai
Skor
1
2
3
4
1.    Berdoa sebelum dan sesudah mempelajari teks piwulang Serat Wulangreh pupuh Pangkur.

2.    Mengucapkan rasa syukur setelah mengerjakan tugas teks  piwulang Serat Wulangreh pupuh Pangkur.




     
Keterangan:
1 = tidak pernah                 3 = sering
2 = kadang-kadang            4 = selalu

2.      Penilaian Sikap Sosial
a.         Teknik Penilaian        : Pengamatan
b.        Bentuk Instrumen      : Lembar Observasi
c.         Kisi-kisi                     :
A.    Penilaian sikap sosial untuk diskusi
No.
Nilai
Deskripsi
No. Butir
1
Menghargai orang lain
Menghargai  pendapat orang lain
1
2
Jujur
Mengekspresikan gagasan dengan jujur
2
3
Disiplin
Mengikuti kegiatan diskusi dengan disiplin
3
4
Kesantunan
Menyampaikan pendapat dengan bahasa Jawa yang santun
4



B.     Penilaian sikap sosial dalam kegiatan menanggapi hasil karya teman dan berkarya
      Objek : Teks piwulang Serat Wulangreh pupuh Pangkur
No.
Nilai
Deskriptor
No. Butir
        1.             
Jujur
Menunjukkan sikap jujur dalam menanggapi karya teman
1
Menunjukkan sikap jujur dalam berkarya
2
        2.             
Santun
Bersikap santun dalam menanggapi karya teman
3
Bersikap santun dalam berkarya
4

Lembar Pengamatan Sikap Sosial untuk Kegiatan Menanggapi Karya dan Berkarya

      Nama                     : ______________________________
      Kelas                     : ______________________________

      Petunjuk:
      Berilah tanda silang (X) sesuai dengan kondisi peserta didik. (Diisi oleh guru)

No.
Pernyataan
Pilihan
Ya
Tidak
   1.             
Menghargai orang lain dalam menanggapi karya teman


   2.             
Menghargai orang lain dalam berkarya


   3.             
Bersikap disiplin dalam menanggapi karya teman


   4.             
Bersikap disiplin dalam mengungkapkan isi wacana tentang peristiwa.



      Pedoman Penskoran:
      Pilihan “Ya” diberi skor 1, sedangkan pilihan “Tidak” diberi skor 0. Karena soal
      berjumlah 4 butir, maka jumlah skor berkisar antara 0 sampai 4.

      LEMBAR PENGAMATAN SIKAP

No
Nama
Toleransi
Jujur
Disiplin
Santun
Ket


V
v
v
v
4















3.       Pengetahuan
              a.     Teknik Penilaian                      : Tes tertulis
              b.      Bentuk Instrumen                  : Tes uraian
              c.      Kisi-kisi                                  :
No.
Indikator
No. Butir

  1.  
Disajikan teks Piwulang Serat Wulangreh pupuh Pangkur, siswa mengidentifikasi teks tersebut.
1

  1.  
Menjelaskan arti kalimat Prayoga kawruhana nganggo basa ngoko.
2

  1.  
Menjelaskan kembali isi teks piwulang Serat Wulangreh pupuh Pangkur (pada 1)
3

  1.  
Menjelaskan kembali isi teks piwulang Serat Wulangreh pupuh Pangkur (pada 2)
4

      Instrumen Penilaian Pengetahuan (K3)

      Nama         : ______________________________
      Kelas         : ______________________________

      Soal :
      A. Isenana ceceg-cecek ing ngisor iki kanthi trep!
1.      Gatekna tembang iki !
Kang sekar pangkur winarna, lelabuhan kang kanggo ing wong urip, ala lan becik puniku, prayoga kawruhana, adat waton puniku dipun kadulu, miwah ta ing tata krama, den kaesthi siyang ratri.

Golekana  tegese tembung-tembung iki
a. winarna
b. lelabuhan
c. dipunkadulu
d. adat waton
2.      Apa tegese ukara Prayoga kawruhana ing tembang Pangkur mau?
3.       Coba tulisna maneh isine teks tembang Pangkur pada 1 kang wis ko waca !
4.      Coba tulisna maneh isine teks tembang Pangkur pada 2 kang wis ko waca !


      Kunci Jawaban :
       A.
1.      a.winarna    = werna-werna
b.lelabuhan = pangorbanan
c.dipunkadulu = dingerteni
d. adat waton = adat istiadat

      2.   Tegese ukara Prayoga kawruhana yaiku becike dimangerteni.
      3.  Isine tembang Pangkur pada 1  kasebut yaiku dicritakake ana ing tembang Pangkur, dene manungsa iku kudu ngerti apa sing kudu dikorbanake/diabdikake. Manungsa mesthine ngerteni bab kang ala lan becik, mangerteni adat istiadat, lan tata krama. Awan lan bengi kudu tansah dieling-eling.
      4. Nyumanggaaken para dwija anggenipun paring wangsulan


Pedoman Penskoran:
Skor jawaban benar  untuk soal no 1 dan 2  = 0 – 2
Skor jawaban benar untuk soal 3 dan 4        = 0 -  3
Skor maksimal 10.

4.      Keterampilan
a.    Teknik Penilaian           : Tes praktik
b.    Bentuk Instrumen         : Tes uji petik kerja dan produk
c.    Kisi-kisi                        :
d.    
No.
Indikator
No. Butir
        1.             
Menceritakan isi teks Piwulang Serat Wulangreh pupuh Pangkur (pada 1 dan 2)tersebut di depan temannya
1
     
      Instrumen Penilaian Keterampilan (K4)

      Nama         : ______________________________
      Kelas         : ______________________________
     
Soal:
        1.Critakna isi teks Piwulang Serat Wulangreh pupuh Pangkur ing ngarep kelas  !
       
                        No.
Aspek yang dinilai

Kriteria

1

2

3

4

1
Pilihan kata

 

 

 

 

2
Ketepatan isi cerita.

 

 

 

 

3
Urutan cerita.

 

 

 

 

 

 

 

 


      Keterangan:
4 = Sangat Baik                                        2  = Cukup
3 = Baik                                                    1  = Kurang

Penghitungan nilai akhir :       Nilai akhir :     skor yang diperoleh
                                                                    ----------------------------  X 100
                                                                    Skor maksimal





                                                                                                   Babakan, 10 Juli 2014
Kepala MTs N Model Babakan



Drs. H. Wahidin
NIP. 19550105 198203 1004
Guru Mata Pelajaran
Bahasa Jawa


Isnen Widiyanti, S.Pd
NIP. 19790924 200901 2 006






Lampiran Materi.
Teks Piwulang Serat Wulangreh Pupuh Pangkur
01
Kang sekar pangkur winarna, lelabuhan kang kanggo ing wong urip, ala lan becik puniku, prayoga kawruhana, adat waton puniku dipun kadulu, miwah ta ing tata krama, den kaesthi siyang ratri.

02
Deduga lawan prayoga, myang watara reringa aywa lali, iku parabot satuhu, tan kena tininggala,  tangi lungguh angadeg tuwin lumaku, angucap meneng  myang nendra, duga-duga aja kari.

03
Miwah ta sabarang karya, ing prakara gedhe kalawan cilik, papat iku datan kentun, kanggo sadina-dina, rina wengi neng praja miwah ing dhusun, kabeh kang padha ambekan, papat iku aja lali.

04
Kalamun ana manungsa, tan anganggo ing duga lan prayogi, iku watake tan patut, awor lawan wong kathah, degsura ndaludur tan wruh ing edur, aja sira pedhak- pedhak nora wurung neniwasi.

05
Pan wus watake manungsa, pan ketemu ing laku lawan linggih, solah muna mininipun, pan dadi panengeran ingkang pinter kang podho miwah kang luhung, kang sugih lan kang melarat, tanapi manungsa singgih

06
Tinitik  solah  muna,  lawan  malih  ing  laklawan  linggih,  iku  panengeranipun, winawas ginrotan, pramilane ing wong kuna-kuna iku, yen amawas ing sujalma, datan amindho gaweni.

07
Ginulang sadina-dina, wewekane ing basa lan basuki, ing jubriya-kibiripun, sumungah lan sesongaran, mung sumendhe sakarsanira Hyang Agung, ujar sirik kang rineksa, kautaman ulah wadi.

08
Ing masa mengko pan nora, kang katemu laku basa basuki, ingkang lumrah wong puniku, dhengki srei lan dora, iren meren pisastene pan kumingsun,sasolahe tan prasaja, jail mutakil basiwit.

09
Alaning liyan den andhar, ing becike liya kang den simpeni, becike dhewe ginunggung kinarya pasamuan, tan rumasa alane dhewe ngandhukur, wong mangkono wewatekny, nora pantes den pedhaki.



10
Iku wong durbala murka, nora nana mareme jroning ati, sabarang karepanipun, sanadyan wus katekan, arep maneh nora marem saya mbanjur, luwamah lawan amarah, iku kang den tuti wuri.

11
Ing sabaransolah tingkah, ing pangucap tanapi nyang alinggih, tan suka sor ambekipun, pan lumuh kaungkulan, ing sujalma pangrasane dhewekipun, tan ana kang  madhanana, angrasa luhur pribadi.

12
Aja nedya katempelan, watek ingkang tan becik tinutwuri, watek rusuh nora urus, tunggal  lawan  manungsa,  dipun  sami  anglabuhi  kang  apatut,  parapan  dadi tuladha, tinula mring wong kang becik.

13
Aja  lunylumur  genjah,  angrong  prasanakan  nyumur  gumuling,  ambubuti  arit puniku, watak kang tan raharja, pan wong lunyu nora kena dipun enut, monyar- manyir tan antepan, dela lemeran puniku.

14
Para  panginan  tegesnya,  genjah  iku cecegan  barang  kardi,  angrong  prasanak liripun, karem ulah miruda, mring rabine sadulur miwah bebatur, tuwin sanak prasanakan, sok senenga dan ramuhi.

15
Nyumur guling punika, ambelawah datan duwe wewadi, nora kene rubung-rubung, wadine   kang   de urap,   mbuntut   arit  punik pracekanipun,   apener   neng pangarepan, nggarretel dumunung wuri.

16
Sabarang kang dipun ucap, nora wurung mung plehe pribadi, iku lelabuhan patut, aja nedya anelad, ing wateke kangnem prakoro punika, kang sayogya ngupayoa, anglir mastimbul ing warih.

                                         





 RENCANA PELAKSANAN PEMBELAJARAN (RPP)
Ke-5 dan Ke-6

Sekolah                       :   MTs N Model Babakan
Matapelajaran              :   Bahasa Jawa
                                    Kelas/Semester            :   7/1
Materi Pokok              :    Teks Cerita Rakyat
                                    Alokasi Waktu            :    2 X pertemuan (4 jp)

A.    Kompetensi Inti (KI)
1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam  dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait dengan fenomena dan kejadian nyata.
4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.

B.     Kompetensi Dasar dan Indikator

KOMPETENSI DASAR
INDIKATOR
1.1 Menghargai dan mensyukuri keberadaan bahasa Jawa sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa,  sebagai sarana memahami informasi lisan dan tulis.
1.1.1 Terbiasa berdoa kepada Tuhan Maha Esa sebelum peserta didik melaksanakan pembelajaran teks cerita rakyat.

1.1.2 Menghargai dan mensyukuri keberadaan bahasa Jawa sebagai sarana menyajikan teks  cerita rakyat.
.

2.1 Menunjukkan sikap  menghargai berperilaku jujur, disiplin,dan tanggung jawab dalm menyampaikan informasi atau tanggapan berbagai hal / keperluan sesuai dengan tata krama Jawa.


2.1.1 Terbiasa membantu teman sejawat dalam memecahkan masalah.

2.1.2 Terbiasa memberi pendapat dalam bahasan pemecahan masalah

2.1.3 Terbiasa menggunakan kata-kata yang tidak menyinggung perasaan orang lain.

2.1.4 Mengikuti kegiatan diskusi dengan disiplin

2.1.5 Terbiasa bersikap jujur dalam berkarya

.
3.3. Memahami isi teks cerita rakyat.
3.3.1 Mendengarkan dan mencatat kata-kata yang dianggap sulit yang terdapat dalam teks cerita rakyat.
3.3.2 Mendiskusikan dan mengartikan kata-kata yang dianggap sulit dalam teks cerita rakyat.

3.3.3. Mengajukan dan menjawab pertanyaan dalam teks cerita rakyat yang didengarkan dalam ragam ngoko.

3.3.4.  Mendiskusikan isi teks cerita rakyat.

3.4.5. Mengungkapkan isi teks cerita rakyat yang didengarkan secara tertulis.

4.3. Menceritakan kembali isi teks cerita
       rakyat dengan ragam ngoko.

4.3.1 Membaca dalam hati teks cerita rakyat

4.3.2 Menjawab dan mengajukan pertanyaan tentang isi teks cerita rakyat dalam ragam ngoko

4.3.3 Menulis ringkasan teks cerita rakyat
4.3.2 Mencari teks cerita rakyat lainnya


C.    Tujuan Pembelajaran
Pertemuan 1
Setelah mengikuti  kegiatan pembelajaran diharapkan peserta didik dapat :
1.      Berdoa kepada Tuhan maha Esa sebelum peserta didik melaksanakan pembelajaran materi teks cerita rakyat.
2.      Menggunakan bahasa Jawa di kelas saat pelajaran bahasa Jawa dengan baik.
3.      Menanggapi pendapat teman tentang  teks cerita rakyat dengaran dengan jujur, dan tanggung jawab.
4.      Mendengar dan mencatat kata-kata sulit dalam teks dengaran cerita rakyat  dengan tanggung jawab
5.      Berdiskusi dan  mengartikan kata-kata sulit dalam teks dengaran cerita rakyat dengan tanggung jawab dan jujur.
6.      Mengajukan dan menjawab pertanyaan wacana yang didengarkan dalam ragam ngoko dengan jujur.disiplin,tanggung jawab.
7.      Mendiskusikan isi teks cerita rakyat dengan jujur,disiplin dan tanggung jawab.
8.      Mengungkapkan isi teks cerita rakyat yang didengarkan secara tertulis dengan jujur,disiplin dan tanggung jawab.
Pertemuan 2
1.    Disajikan teks narasi tentang cerita rakyat dengan ragam ngoko, peserta didik dapat membaca teks narasi dalam hati dengan tanggung jawab
2.    Menjawab dan mengajukan pertanyaan tentang isi teks cerita rakyat dengan santun
       3.Menulis ringkasan isi teks cerita rakyat yang didengarkan secara jujur dan tanggungjawab
       4. Mencari teks cerita rakyat lainnya lalu dirangkum menggunakan kata-kata sendiri
D.     Materi Pembelajaran

Pertemuan 1
1.      Teks dengaran tentang cerita rakyat  dengan judul :

SENDHANG SANI

Sunan Kalijaga lan Ki Rangga sarta para santrine padha  nuju Padhepokan Sunan Muria. Sanajan papa dununge adoh, Sunan Kalijaga kaya-kaya ora duwe kesel babar pisan.
            “Kaya wis tekan Kadipaten Pati Pesantenan, sedhela maneh tekan Padhepokan Muria,” ngendikane Sunan Kalijaga marang murid-muride.
            Nalika wanci sembahyang lohor, Sunan Kalijaga ngajak leren ing sangisore wit gedhe, banjur prentah Ki Rangga supaya golek banyu kanggo wudhu. Ki Rangga lan kancane padha bingung amarga ing papan kono garing ora ana banyune. Weruh murid-muride padha bingung, Sunan Kalijaga karo mesem kandha, “Ki Rangga becike awake dhewe nyuwun marang Gusti.  Banjur jagane wit iku muga-muga ana sumber sing mili. Nanging elinga kedadeyan apa wae ing kene kuwi kersane Gusti. Aja padha lali yen ana kedadeyan apa wae, kabarna marang aku ing samburi grumbul iki!”.
            Ki Rangga lan kanca-kancane padha nunggu wit kuwi nganti keturon. Bareng tangi klambine padha teles kebes amarga panggonan mau wis kebak banyu. Saking senenge, Ki Rangga lan kanca-kancane padha lali karo welinge Sunan Kalijaga. Ki Rangga lan kanca-kancane banjur padha adus.
            Sunan Kalijaga bali maneh menyang papan mau. Ngerti pokale Ki Rangga, Sunan Kalijaga ketrucut kandha, “ Ki Rangga isih eling karo welingku apa wae kedadeyan ing kene kabarna marang aku. Ora malah langen kaya bulus.”
            Sanalika Ki Rangga lan kanca-kancane padha dadi bulus. Sunan Kalijaga ora sida wudhu amarga banyune wis reged kena sisane Ki Rangga lan kanca-kancane. Mula papan mau banjur diarani Sendhang Sani saka kedadeyan Sunan Kalijaga kang ngurungake niate wudhu amarga disisani utawa didhisikki Ki Rangga lan kanca-kancane. Papane kurang luwih telung kilo meter sisih lor kutha Pati.
Sumber : Yudiono KS dan Mulyono. 2005. Cerita Rakyat dari Pati dalam Tim Pena Guru. 2010. Remen Basa Jawi. Erlangga : Jakarta
2.      Kata-kata yang dianggap sukar dalam teks :
Padhepokan
: papan kanggo gladhen para santri
Nuju
: tumuju/menyang
Wanci
: wektu/wayah
Mili
:  metu banyune
Grumbul
: papan kang rungkut amarga akeh tetanduranne
Teles kebes
: teles banget
Welinge
: pesene
Pokale
: polahe, kelakuane, sikape
Ketrucut
: kebacut
Langen
: ciblon
Murungake
: njugarake

Pertemuan 2
1.      Teks cerita rakyat dengan judul :
TANAH WANGI

Tanah Wangi iku sawijining pasarean kang dumunung ing pareden sakidule desa Pakuthan kalebu wewengkon kecamatan Bayan kabupaten Purworejo. Miturut citrane, ana kyai kang asale saka Kemiri Purworejo jenenge Kyai Hamdani. Wektu semana kahanan isih geger ngadhepi Walanda.
            Ing sawijining dina Kyai Hamdani oleh wangsit supaya nglakoni tapa ngeli ing kali Jali. Besuk menawa dheweke nganti mandheg anggone ngeli amarga kecanthol uwit utawa lemah, tegese tapane wis rampung, lan dheweke kena manggon ing tlatah kono. Wangsit mau banjur ditindakake dening Kyai Hamdani. Ora kacarita pira suwene anggone tapa ngeli jubahe Kya Hamdani kecanthol oyot ing pinggir kali. Kanthi mangkono tegese tapane wis rampung lan Kyai Hamdani wusana manggon ing papan kono. Kang ditandangi sepisanan ing kono gawe papan kanggo manembah mring Gusti. Kejaba kanggo manembah, papan mau uga kanggo punjere warga anggone ngupaya nundhung Walanda. Amarga lemah ing kono rada moncol tumuju kali mula papan kono diwenehi jeneng Poncol.
            Saya suwe sangsaya akeh wong kang manggon ing tlatah kono saperlu ngangsu kawruh babagan ngelmu agama lan tetanen. Desa Poncol dadi asri, reja lan mulya. Swasanane  kaya ing kutha, banjur diganti jeneng dadi desa Pekuthan.
            Nalika isih sugeng Kyai Hamdani weling marang para wargane, “ Sesuk yen aku dipundhut dening Allah, tulung dikubur ing papan kang lemahe mambu wangi.” Ringkesing crita Kyai Hamdani seda. Kanggo minangkani piwelinge Kyai Hamdani, para warga golek papan kang lemahe wangi. Pungkasane lemah kang ambune wangi kasil ditemokake yaiku manggon ing sakidule desa Pekuthan.
Pancen bener papan mau ambune wangi temenan malah luwih wangi tinimbang lenga wangi kang dinggo para warga. Papan kanggo ngubur Kyai Hamdani dijenengi “Tanah Wangi”.

 Sumber : (Tim MGMP Basa Jawa Kabupaten Purworejo, 2011. Memetri Basa Jawa. Grafika Agung Press: Purworejo).
2.      Kata-kata yang dianggap sukar dalam teks :
Pasarean
: kuburan
Pareden
: pegunungan
Wewengkon
: wilayah, tlatah, dhaerah
Geger
: rerusuh
Wangsit
: pitutur ghaib
Tapa
: semedi, tirakat, rialat kanggo nggayuh  pepinginan
Punjere
: pusate
Ngangsu kawruh
: golek ngelmu (sinau)
Reja
: rame
Minangkani
: nindakake prentah
3.      Ciri kebahasaan              : Migunakake basa ngoko
Metode Pembelajaran
Pendekatan   :  scientific
Metode         :  diskusi,  tanya jawab, penugas

E.     Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran
1.      Media               :  Rekaman teks cerita rakyat atau teks dibacakan guru,  Lap top,
     LCD, Speaker
2.      Sumber Belajar :  Yudiono KS dan Mulyono. 2005. Cerita Rakyat dari Pati.
F.     Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan 1
RINCIAN KEGIATAN
WAKTU
Pendahuluan 
·      Siswa berdoa sebelum belajar
·      Memeriksa kehadiran dan kesiapan peserta didik
·      Peserta didik diarahkan guru untuk membentuk kelompok dengan anggota 4 orang
·      Apersepsi: menunjukkan video berisi rekaman cerita rakyat  untuk membangkitkan minat peserta didik.
·      Menyampaikan tujuan pembelajaran
10
Kegiatan Inti
o   Peserta didik mendengarkan wacana cerita rakyat.
o   Peserta didik bertanya jawab tentang kata-kata yang dianggap sulit yang terdapat dalam wacana yang didengarkan.
o   Peserta didik mengajukan dan menjawab pertanyaan tentang dengaran cerita rakyat.
o   Peserta didik dengan bimbingan guru membentuk kelompok diskusi (4 siswa)
o   Peserta didik berdiskusi tentang isi wacana yang didengarkan.
o   Peserta didik membuat ringkasan secara berkelompok
o   Peserta didik menyampaikan hasil ringkasan
60


Penutup

·      Guru bersama peserta didik menyimpulkan materi PBM.
·      Guru bersama peserta didik melakukan refleksi tentang proses dan hasil pembelajaran yang telah dicapai.
·      Peserta didik menyampaikan rasa puas atau tidaknya mengikuti kegiatan pembelajaran
·      Peserta didik bersama guru merencanakan program pembelajaran berikutnya. Guru menugaskan peserta didik agar mencari teks cerita rakyat lainnya

Pertemuan 2

Pendahuluan
·      Siswa berdoa sebelum belajar
·      Memeriksa kehadiran dan kesiapan peserta didik
·      Guru memberikan apersepsi dengan  bertanya jawab berkaitan dengan materi teks cerita rakyat yang berkaitan struktur isi dan fitur bahasa.
·      Guru menanyakan tugas mencari teks cerita rakyat pada pertemuan sebelumnya

Kegiatan Inti

o   Peserta didik membaca teks cerita rakyat dengan Judul “ Tanah Wangi”.
o   Peserta didik bertanya jawab tentang kata-kata yang dianggap sulit yang terdapat dalam teks cerita rakyat yang dibaca.
o   Peserta didik mengajukan dan menjawab pertanyaan tentang isi cerita rakyat
o   Peserta didik berdiskusi tentang isi cerita rakyat yang dibaca.
o   Peserta didik berlatih membuat ringkasan secara perorangan
o   Peserta didik menyampaikan hasil ringkasan secara tertulis.

Penutup

o   Siswa dan guru menyimpulkan materi yang dipelajari dengan percaya diri dan tanggungjawab
o   Siswa melakukan refleksi terkait pembelajaran yang baru berlangsung dengan membuat catatan penguasaan materi dengan jujur
o   Guru menekankan kepada peserta didik agar dapat memetik amanat cerita rakyat yang bisa dijadikan contoh atau teladan bagi penguatan karakter.



PENILAIAN

1.                  Sikap Spiritual
a.               Teknik Penilaian           : observasi
b.               Bentuk Instrumen         : lembar observasi

c.               Kisi-kisi                        :


No.
Sikap/nilai
Butir Instrumen
1.



2.
Terbiasa berdoa kepada Tuhan Maha Esa sebelum peserta didik melaksanakan pembelajaran teks  cerita rakyat.
Menghargai dan mensyukuri keberadaan bahasa Jawa sebagai sarana menyajikan teks cerita rakyat.
o   Terbiasa berdoa




o   Terbiasa bersyukur

      Instrumen Penilaian Sikap Spiritual
      Nama                     : _______________
      Kelas                     : _______________
     
Sikap/nilai
Skor
1
2
3
4
1.    Berdoa sebelum dan sesudah mempelajari teks cerita rakyat.

2.    Mengucapkan rasa syukur setelah mengerjakan tugas teks cerita rakyat.




     
Keterangan:
1 = tidak pernah                 3 = sering
2 = kadang-kadang            4 = selalu

2.      Penilaian Sikap Sosial
a.         Teknik Penilaian        : Pengamatan
b.        Bentuk Instrumen      : Lembar Observasi
c.         Kisi-kisi                     :
A.    Penilaian sikap sosial untuk diskusi
No.
Nilai
Deskripsi
No. Butir
1
Menghargai orang lain
Menghargai  pendapat orang lain
1
2
Jujur
Mengekspresikan gagasan dengan jujur
2
3
Disiplin
Mengikuti kegiatan diskusi dengan disiplin
3
4
Kesantunan
Menyampaikan pendapat dengan bahasa ragan ngoko dengan santun
4



B.     Penilaian sikap sosial dalam kegiatan menanggapi hasil karya teman dn berkarya
      Objek : teks narasi tentang peristiwa atau kejadian
No.
Nilai
Deskriptor
No. Butir
        1.             
Jujur
Menunjukkan sikap jujur dalam menanggapi karya teman
1
Menunjukkan sikap jujur dalam berkarya
2
        2.             
Santun
Bersikap santun dalam menanggapi karya teman
3
Bersikap santun dalam berkarya
4

Lembar Pengamatan Sikap Sosial untuk Kegiatan Menanggapi Karya dan Berkarya

      Nama                     : ______________________________
      Kelas                     : ______________________________

      Petunjuk:
      Berilah tanda silang (X) sesuai dengan kondisi peserta didik. (Diisi oleh guru)

No.
Pernyataan
Pilihan
Ya
Tidak
   1.             
Menghargai orang lain dalam menanggapi karya teman


   2.             
Menghargai orang lain dalam berkarya


   3.             
Bersikap disiplin dalam menanggapi karya teman


   4.             
Bersikap disiplin dalam mengungkapkan isi cerita rakyat.



      Pedoman Penskoran:
      Pilihan “Ya” diberi skor 1, sedangkan pilihan “Tidak” diberi skor 0. Karena soal
      berjumlah 4 butir, maka jumlah skor berkisar antara 0 sampai 4.

      LEMBAR PENGAMATAN SIKAP

No
Nama
Toleransi
Jujur
Disiplin
Santun
Ket


v
v
v
v
4















3.       Pengetahuan
              a.     Teknik Penilaian                      : Tes
              b.      Bentuk Instrumen                  : Tes Uraian
              c.      Kisi-kisi                                  :
No.
Indikator
No. Butir

  1.  
Mengidentifikasi isi teks wacana cerita rakyat.
1-10

  1.  
Menjelaskan kembali isi teks cerita rakyat dengan ragam bahasa ngoko.
1

      Instrumen Penilaian Pengetahuan (K3)

      Nama         : ______________________________
      Kelas         : ______________________________

      Soal :
      A. Isenana ceceg-cecek ing ngisor iki kanthi trep!
1.      Sunan Kalijaga lan Ki Rangga sarta para santrine padha  nuju Padhepokan Sunan Muria.
Apa tegese tembung padhepokan ing ukaran kasebut?
2.      Sapa kang dadi paraga utama crita rakyat sing kokrungokake ?
3.      Sunan Kalijaga karo para santrine arep menyang ngendi?
4.      Apa dhawuhe Sunan Kalijaga marang Ki Rangga nalika wanci sembahyang luhur?
5.      Geneya klambine Ki Rangga lan kanca-kancane padha teles kebes?
6.      Bareng wis akeh banyu, Ki Rangga karo kanca-kancane banjur ……nganti lali karo welinge Sunan Kalijaga.
7.      Kadadeyan apa kang nemahi Ki Rangga lan kanca-kancane ing crita “Sendhang Sani”?
8.      Geneya Sunan Kalijaga ora sida wudhu ing Sendhang Sani?
9.      “Sendhang Sani” papane ana ing ngendi?
10.  Pitutur apa kang bisa dipethik  saka crita rakyat “Sendhang Sani”?
B.Coba critakna maneh isine teks kang wis kokrungoke !



      Kunci Jawaban :
       A
1.      Papan kanggo gladhen para santri
2.      Sunan Kalijaga
3.      Padhepokan Sunan Muria
4.      Supaya golek banyu kanggo wudhu
5.      Amarga papan kono wis kebak banyu
6.      Padha adus
7.      Malik dados bulus
8.      Amarga banyune wis reged kena sisane Ki Rangga lan kanca-kancane.
9.      Kutha Pati
10.  Aja nglirwakake prentahe para sepuh, duwea rasa tanggungjawab

B.     Kasumanggakaken
Tuladha ringkesan crita rakyat :

TANAH WANGI
Tanah Wangi iku arane pasarean kang dumunung ing tlatah kabupaten Purworejo. Manut critane ana kyai kanga sale saka desa Kemiri yaiku Kyai Hamdani. Piyambake oleh wangsit supaya tapa ngeli ing kali Jali, nganti mandheg olehe ngeli ateges tapane wis rampung. Ringkesing crita Kyai Hamdani jubahe kecanthol oyot wit ing pinggir kali, wusana jugar tapane. Kyai Hamdani banjur manggon ing papan kono kang aran Desa Poncol. Suwe-suwe desa mau saya reja, asri lan mulya kaya swasana ing kutha, mula desa Poncol diganti dadi desa Pakuthan. Nalika isih sugeng Kya Hamdani weling menawa ngemben seda supaya disarekake ing papan kang lemahe wangi. Temenan, bareng Kyai Hamdani seda banjur disarekake ing papan kang lemahe mambu wangi. Wusana pasarene diarani Tanah Wangi.

Pedoman Penskoran:
Setiap jawaban benar diberi skor 5, sedangkan jawaban salah diberi skor 0. Karena soal  berjumlah 10 butir, maka jumlah skor berkisar antara 0 sampai 50.
Untuk soal B skor 50 (ringkasan cerita rakyat lainnya) jadi total skor maksimal 100

4.      Keterampilan
a.    Teknik Penilaian           : Tes praktik
b.    Bentuk Instrumen         : Tes uji petik kerja dan produk



c.    Kisi-kisi                        :

No.
Indikator
No. Butir
1.

2.
Menulis ringkasan cerita rakyat “Tanah Wangi”
Mencari teks cerita rakyat lainnya
1

2
     
      Instrumen Penilaian Keterampilan (K4)
     
Nama       : ______________________________
        Kelas       : ______________________________
       
Soal:
        1.Tulisen kanthi ringkes crita rakyat “Tanah Wangi” nganggo basamu dhewe !
        2.Tulisen crita rakyat liyane sing kok ngerteni kanthi cekak aos !
     
            No.
Aspek yang dinilai

Kriteria

1

2

3

4

1
Pilihan kata

 

 

 

 

2
Keutuhan cerita

 

 

 

 

3
Ejaan dan tanda baca

 

 

 

 

4
Keefektifan kalimat

 

 

 

 


      Keterangan:
4 = Sangat Baik                                        2  = Cukup
3 = Baik                                                    1  = Kurang

Penghitungan nilai akhir :       Nilai akhir :     skor yang diperoleh
                                                                    ----------------------------  X 100
                                                                    Skor maksimal




                                                                                                   Babakan, 10 Juli 2014
Kepala MTs N Model Babakan



Drs. H. Wahidin
NIP. 19550105 198203 1004
Guru Mata Pelajaran
Bahasa Jawa


Isnen Widiyanti, S.Pd
NIP. 19790924 200901 2 006