Minggu, 30 November 2014
Senin, 15 September 2014
Ngudhal Rasa Si Wanodya Karya
Tolong, Jangan Ganggu Aku.... !
(Ngudhal
Rasa Si Wanodya Karya)
Aku
anak kedua dari tiga bersaudara di Kabupaten Tegal. Aku dibesarkan dengan penuh
perhatian dan kasih sayang sehingga semua kebutuhanku terpenuhi sampai-sampai
jika sepatuku ingin ganti walaupun masih baru aku sobek lalu aku tunjukkan
kepada teman-teman bapakku dikantornya dan secara otomatis bapak dan ibuku
mengabulkan permintaanku karena malu dengan teman-temannya.
Bermula
dari pengabdianku sebagai guru tidak tetap (GTT) sejak tahun 2004 di SMP negeri
di Kabupaten Tegal. Disanalah aku ditempa bekerja secara profesional dan
disiplin karena jika tidak tantangannya aku dipecat dari pekerjaanku karena
masih banyak pelamar guru yang ingin bekerja di sana dan juga ketidaksesuaian
ijasah dan titelku dengan profesi guru yang aku lakoni walaupun aku sudah punya
Akta IV. Jujur memang aku akui, aku bisa
menjadi GTT istilah kerennya di SMP tersebut karena waktu itu orang tuaku kenal
baik dengan Kepala Sekolahnya tapi dengan perjanjian tidak menuntut untuk
menjadi PTT ataupun gaji besar. Waktu itu aku dan keluargaku berpikir tidak
papa yang penting kalau pagi kaki dipincuk pakai sepatu dan statusnya bekerja
dimata masyarakat. Ternyata, satu tahun berikutnya Kepala Sekolah yang baik
hati dipindah ketempat tugas yang baru otomatis dewa pelindungku di SMP
tersebut hilang dan berganti dengan kekuasaan yang bagus dalam melatih
kedisiplinan, kita diharuskan datang sebelum jam 07.00 atau sebelum siswa
datang dan pulang setelah siswa pulang. Masalahnya aku sering telat karena
kebetulan aku sudah punya anak satu dan suamikupun bekerja di Jakarta. Sering
banget aku dipanggil dan diperlihatkan SK bupati yang melarang Sekolah-Sekolah menerima GTT karena ada
Pengangkatan PTT pada waktu itu dan tumpukan Lamaran dari calon GTT di atas
mejanya. Jikalau aku telat beliau selalu berkata begini : “Pilih kerja atau Keluarga, kalau
pengin kerja, urusan anak nomor dua dan berusaha untuk ngingu rewang istilah
jawa dari punya pembantu, kalau keluarga nomor satu maka silahkan keluar dari
SMP ini karena masih banyak yang antri”. Bagaimana mau ngingu rewang,
gajiku pun tidak cukup tuk membayarnya. Akhirnya anak aku titipkan di rumah
tetangga yang mau dibayar seiklasnya.
Aku sadar
memang segala profesi menuntut resiko. Apalagi ditambah dengan empat kasta di
lingkungan SMP waktu itu yaitu kasta PNS, Kasta Guru Bantu, Kasta PTT, dan
Kasta GTT. Dimana aku berada dalam kasta yang paling rendah yaitu GTT dengan
tidak punya fasilitas apa-apa bahkan disembunyikan jika ada pendataan, misalnya
tidak pernah menerima seragam dari pemda dan pada saat pendataan sertifikasi
Non PNS yang diajukan malah temanku yang titelnya S.Pd, Syukurlah aku masih
diakui menjadi Wali Kelas waktu itu. Pernah suatu saat ada akreditasi (aku
tidak ikut panitia) ndilalahnya ditanya masalah analisis nilai dan mereka ndak
bisa menunjukkan tapi alhamdulillah aku punya dokumen analisis yang dengan PD
aku bilang aku punya. Akhirnya mereka pake dokumenku, alhamdulillah bermanfaat.
Tapi ya, tetap mereka kurang menghargai tapi semua itu malah menjadi pecut untuk aku sekolah lagi S1
pokoknya yang gelarnya S.Pd.
Alhamdulillah,
mantan guruku di SMP mengarahkanku utuk sekolah di IKIP PGRI Semarang Jurusan
Bahasa Jawa dan Suami serta keluargakupun mendukungku. Setiap hari Jum’at
sampai minggu sehabis mengajar langsung aku cabut menuju ke Comal kebetulan
tempat belajarnya di sana. Alhamdulillah, tepat bulan September tahun 2008 aku
terima Ijazahku dan kebetulan ada pendaftaran CPNS Kemenag dan Pemda dengan Formasi
Guru Mulok dan Ijazah yang berlaku hanya khusus untuk pendidikan bahasa Jawa.
Mungkin ini sudah rejekiku, jika teman-temanku yang berijasah pendidikan bahasa
dan Sastra Indonesia dan daerah diperbolehkan masuk, mungkin aku tidak diterima
karena saking banyaknya teman-teman yang punya ijazah tersebut tapi memang
Allah Maha Adil memberikan satu formasi untuk diriku baik di kemenag maupun di
Pemda, ya benar aku lulus dua-duanya, Subhanallah...!!!
Betapa
bersyukurnya aku waktu itu dan kupilihlah kemenag tuk jadi tempat mencari
rejeki membantu suamiku memenuhi kebutuhan keluargaku. Namun, ujian masih saja
berlaku disaat temanku yang diterima di Pemda terima SK CPNS, aku di kemenag
belum mendapatkan bahkan waktu itu teman-temanku di SMP mempengaruhiku jika
dikemenag kotor bahkan mungkin SK nya akan dijual jika tidak disengget (pake
uang). Peng-pengan telingaku mendengarnya setiap hari, kayaknya mereka senang
diatas penderitaanku yang tidak mau memilih pemda (padahal kenapa kok aku
memilih kemenag karena yang pertama meminangku dan mengumumkan kelulusanku jadi
aku bertekad Lillahita’ala mengabdi di kemenag walaupun aku sadar bukanlah
orang yang sholihah dan pandai beragama karena kata orang jika ngajar di MTs
berarti julukane ustadzah dan tahu agama tapi Insyaallah, kata temanku jika
berada di tempat penjual minyak wangi, tubuh kita pun terasa wangi jadi ya
Bismillah....aku mengabdi di kemenag).
Sampai pada
akhir tahun pelajaran pun sekitar bulan Juni tahun 2009 aku dipanggil oleh
Kepala Sekolah, “Bu...berhubung aku akan pindah dan barangkali di tahun
ajaran baru ibu dapat SK CPNS maka aku sudah mencarikan pengganti ibu agar
setelah aku pergi sekolah tidak repot mencari guru pengganti”.
Deg....bak
disambar petir, SK CPNS belum turun, malah aku di PHK.....Padahal tahu tidak
kalau aku dah syukuran lulus CPNS di Desa kok 3 bulan malah menganggur dirumah dan
momong anak. Coba bayangkan....!!!
Ya...itu ujian
dan ternyata Allah benar-benar memberikan rejeki jikalau hambanya membutuhkan. Disaat
haus akan rahmatnya pas bulan puasa setelah sahur di bel oleh pihak kemenag
yang menyuruhku mengambil SK di Kemenag Propinsi. Alhamdulillah, Tanpa uang,
tanpa senggetan, Zero Nol Rupiah. Ya, Allah....apakah ini karuniamu,
keajaiban Lailatul Qadar, Alhamdulillah.
Pas 1 Oktober
2009, aku lapor ke MTs Negeri di tempatku bertugas sesuai SK. Wow, Megah dan Besar sekali Madrasahnya sesuai
harapanku waktu mengikuti tes CPNS Kemenag kebetulan di MTs Negeri tersebut dan
mulai saat itu aku berjanji akan benar-benar mengabdi dan bertindak profesional
sebagai guru seperti yang aku ingat kata-kata kepala sekolahku waktu di SMP
dulu dan alhamdulillah, aku juga sudah mengikuti sertifikasi tanpa harus
menunggu.
Karena
itu ya Rabb, Niatku kerja untuk Keluarga dan beribadah kepadaMu, ya Rabb, demi
membantu suamiku sehingga aku serahkan anak-anakku untuk kau jaga ya Rabb,
begitu selalu do’aku dikala sholatku.
Alhamdulillah,
Anak dan suamikupun memahami itu, Akupun berusaha untuk mencari rewang
(pembantu) yang tepat untuk anak-anakku biar suamikupun bisa melakukan
pekerjaannya. Karena aku pikir bisa memberikan sedikit rejekiku untuk
tetanggaku yang kurang mampu dengan membantuku menjaga anak-anakku.
Apalagi Kepala
Madrasahku selalu mengingatkan tentang PP yang mengatur tentang Disiplin PNS
dan tekadkupun bulat karena rasa syukurku atas limpahan rahmat darimu ya Rabb
maka akan aku lakukan tugasku dengan baik dan untuk teman-temanku Tolong,
Jangan Ganggu Aku !! Jangan kau bebani aku dengan kalimat “Anak
lebih Baik Dari Harta”. Menurutku itu bukan nasihat tapi beban yang
melemahkan semangatku. Tanpa engkau beritahupun aku sudah tahu. Aku melakukan ini karena rasa syukurku, aku
ikhlas, dengan bismillah dan ridhlo dari suami dan keluargaku. Mumpung aku
masih diberi kesempatan dan kesehatan biarlah aku berkarir toh kalau sudah tua
berhenti sendiri dan mempersilahkan yang muda tuk berkarya. Aku paham, Mungkin engkau lelah melihatku
gedebugan, ngalor-ngidul, biarkan sajalah mumpung masih mampu toh tidak
mengganggu kalian, kalau mengganggu ya... aku minta maaf.
Jadi, tolong,
Dukung Aku !!! Terima Kasih Atas Pengertiannya Teman.....
Selasa, 12 Agustus 2014
RPP Bahasa Jawa VII Kurikulum 2013
RENCANA PELAKSANAN PEMBELAJARAN (RPP)
Ke-1
dan Ke-2
Sekolah : MTs N Model Babakan
Matapelajaran :
Bahasa Jawa
Kelas/Semester : 7/1
Materi
Pokok : Wacana Narasi Babagan
Prastawa
Alokasi
Waktu : 2
X pertemuan (4
jpl)
A.
Kompetensi
Inti (KI)
1.
Menghargai dan menghayati ajaran agama
yang dianutnya.
2.
Menghargai dan menghayati perilaku
jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun,
percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan
alam dalam jangkauan pergaulan dan
keberadaannya.
3.
Memahami pengetahuan (faktual,
konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait dengan fenomena dan kejadian
nyata.
4.
Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam
ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan
ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai
dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut
pandang/teori.
B.
Kompetensi Dasar
dan Indikator
KOMPETENSI
DASAR
|
INDIKATOR
|
1.1 Menerima anugerah Tuhan Yang Maha Esa
berupa bahasa Jawa sebagai bahasa Ibu untuk mendukung bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan kesatuan bangsa.
1.2 Menerima anugerah Tuhan Yang Maha Esa
berupa bahasa Jawa dan
memanfaatkannya sebagai sarana komunikasi masyarakat Jawa masyarakat
Jawa.
|
1.1.1 Terbiasa berdoa kepada Tuhan Maha Esa sebelum peserta didik
melaksanakan pembelajaran Wacana Narasi Babagan Prastawa
1.1.2 Menghargai dan
mensyukuri keberadaan bahasa Jawa sebagai sarana mempelajari Wacana
Narasi babagan Prastawa
.
|
2.1 Menghargai dan menghayati perilaku
jujur, disiplin, bertanggung jawab, peduli (toleransi dan gotong royong),
santun, percaya diri dalam menyampaikan informasi
atau menanggapan berbagai hal/keperluan sesuai dengan tata krama Jawa.
2.2 Menunjukkan perilaku berbahasa yang
santun yang ditunjukkan dengan ketepatan penggunaan ragam bahasa (unggah
ungguh basa).
2.3 Menunjukkan perilaku, tindakan, dan
perbuatan yang mencerminkan kepribadian Jawa.
|
2.1.1
Terbiasa membantu teman sejawat dalam memecahkan masalah.
2.1.2
Terbiasa menyampaikan pendapat
dalam pemecahan masalah dengan santun
2.1.3
Terbiasa menggunakan kata-kata
yang tidak menyinggung perasaan orang lain.
2.1.4 Mengikuti kegiatan diskusi dengan disiplin
2.1.5 Terbiasa bersikap jujur
dalam berkarya
|
3.1. Memahami isi teks narasi tentang peristiwa atau
kejadian
|
3.1.1.
Mendengarkan dan
mencatat kata-kata
yang dianggap sulit
yang terdapat dalam
wacana narasi tentang peristiwa
atau kejadian.
3.1.2.
Mendiskusikan dan mengartikan kata-kata yang dianggap sulit dalam konteks
kalimat.
3.1.3.
Mengajukan
dan menjawab pertanyaan
wacana yang didengarkan dalam
ragam krama.
3.1.4.
Mendiskusikan isi
wacana.
3.1.5.
Mengungkapkan
isi wacana yang
didengarkan secara
tertulis.
|
4.1. Menanggapi isi
teks piwulang serat Wulangreh pupuh Pangkur.
|
4.1.1. Membaca teks narasi
4.1.2. Menjawab dan mengajukan
pertanyaan tentang isi
bacaan dalam ragam
krama.
4.1.3. Menulis ringkasan teks narasi tentang peristiwa atau kejadian.narasi tentang peristiwa atau kejadian
|
C. Tujuan
Pembelajaran
Pertemuan 1
Setelah
mengikuti kegiatan pembelajaran diharapkan peserta didik dapat :
1.
Berdoa
kepada Tuhan maha Esa sebelum peserta didik melaksanakan pembelajaran materi teks piwulang serat
Wulangreh Pupuh Pangkur.
2.
Menggunakan bahasa Jawa di kelas saat pelajaran bahasa Jawa dengan
baik.
3. Mendengarkan dan mencatat kata-kata
yang dianggap sulit
yang terdapat dalam
wacana narasi tentang peristiwa
atau
kejadian.
4. Mendiskusikan dan mengartikan kata-kata yang dianggap sulit dalam konteks kalimat.
5. Mengajukan dan
menjawab pertanyaan wacana yang didengarkan dalam
ragam krama.
6.
Mendiskusikan isi wacana.
Mengungkapkan isi
wacana yang didengarkan secara
tertulis.
Pertemuan
2
Setelah
mengikuti kegiatan pembelajaran diharapkan peserta didik dapat :
1.
Berdoa
kepada Tuhan maha Esa sebelum peserta didik melaksanakan pembelajaran materi teks piwulang serat
Wulangreh Pupuh Pangkur.
2.
Menggunakan bahasa Jawa di kelas saat pelajaran bahasa Jawa dengan
baik.
3.
Membaca teks narasi
4.
Menjawab dan mengajukan
pertanyaan tentang isi
bacaan dalam ragam krama.
5.
Menulis ringkasan teks narasi tentang peristiwa atau kejadian.narasi tentang peristiwa atau kejadian
D. Materi
Pembelajaran
Pertemuan 1
a.
Teks
Dengaran Wacana Narasi Babagan Prastawa
Kirab Pusaka "Kyai Slamet"
Upacara Kirab Pusaka ing Kraton Surakarta
Hadiningrat sampun kalampahan wiwit jaman kina ingkang dipunwontenaken saben
surya kaping 1 Muharram utawi 1 Syura. Adicara punika nggadhahi ancas tujuan,
supados kula tuwin panjenengan tansah pinaringan kasarasan, kaslametan,
dipuntebihaken saking alangan tuwin godha rencana.
Upacara punika samangke kawiwitan saking
makempaling para nayaka praja, sentana dalem, abdi dalem ing papan ingkang
sampan sumadya, inggih salebeting Kraton peneripun ing kanan keringing
sitinggil punika. Sadaya ingkang badhe ngayahi jejibahan punapa dene ingkang
badhee hangombyongi sampan siyaga salebeting Kraton wiwit pukul 8 dalu utawi
tabuh 20.00 WIK kala wau. Sadaya ubarampe kangge kirab sampan sumadya. Wondene
para-para ingkang tinanggenah ngayati jejibahan inggih sampun baris
tharik-tharik.
Kinten-kinten tabuh setengah sewelas,
para piyantun ingkang badhe ngayahi jejibahan sampun sami baris. Kaleres tabuh
12 dalu, wonten tengara, bilih upacara Kirab Pusaka badhe kawiwitan. Anggenipun
ngasta pusaka ingkang badhe kakirab kedah ngatos-ngatos. Sasampunipun wonten
pratandha mlampah, para abdi, nayaka ingkang kajibah ngasta pusaka sami mlampah
medal Baluwarti Karaton.
Medalipun pusaka ingkang dipunkirab nut
lampahing Kyai Slamet ingkang tansah paring panuntun, margi pundi kemawon
ingkang dipunlangkungi. Kyai Slamet ingkang awujud maesa bule, kapitados sekti
mandraguna dening bebrayan agung, mliginipun masyarakat Surakarta. Kirabipun
ngubengi kitha Solo tuwin wangsul malih dhateng lebet Karaton. Sadaya kalau
inggih dipuntuntun dening Kyai Slamet.
(Oleh-olehe Den Menggung nalika Kirab Pusaka)
b. Kata-kata yang dianggap sukar dalam Wacana
Narasi Babagan Prastawa
kirab =
mubeng kutha
sinudarsana = dituladha, diconto
rahayu basuki = kaslametan
atur pambagya raharja = kata sambutan
kina =
kuno
surya =
tanggal
ancas tujuan = tujuan, sing dikarepake
jejibahan = tugas, sing ditugasake, kuwajiban
pukul/tabuh = jam, wektu
ubarampe = piranti, alat
sumadya =
slap (Ind= bersedia)
ngayati =
nglakoni, ngleksanakake
maesa =
kebo
bebrayan = masyarakat
trapsila = tata krama, sopan santun
Pertemuan 2
Teks Dengaran Wacana Narasi Babagan Prastawa
Dhemite Keweden
Sawijining
dina ing SMP ning kuthaku geger, merga sawenehe bocah jeneng Slamet kesurupan.
Dheweke ngamuk maliki bangku lan ngobrak-abrik ruang sekolahan. Guru-guru sing
nyoba nyadharake ora kuwawa nanggulangi, malah sing nyedhak padha dikipatake
nganti kejlungup. Jarene sing weruh, Slamet kesambe t sawise pipis neng
grumbulan mburi sekolah.
Satengahe geger mau ndadak muncul
Pak Mun, guru enom sing kawentar seneng clelekan. Teka-teka langsung cluluk, ”
He, sapa iku ngamuk?”
”Aku
Singalodra!” wangsulane dhemit sing nempeli Slamet.
”Pus!
Singalodra sapa, neng kene ora ana sing jenenge Singalodra. Kowe mesthi dhemit
transmigrasi ya ?”
”Wis mbuh, pokoke bocah iki
kudu tak gawa merga kurang ajar wis nguyuhi aku!”
”Gawanen kana! Tur maneh kowe
ya lucu, ana wong nguyuh kok ra ngalih, ya kapokmu kapan, kuyuhan tenan!”
”Pokoke
nyawane bocah iki takjaluk!” pangancame dhemit mau.
”Jaluken! Gawanen kana ! Aku ya
ora butuh bocah ngeyeyet kaya ngono!” wangsulane Pak Mun mantep. Dhemite
meneng, jur semanta njaluk getih, njaluk daging, njaluk mata, mudhun-mudhune
akhire njaluk endhog.
”Crigis, ra
usah njaluk-njalukan! saiki kowe gelem apa ora? Yen ora takuyuhi maneh kowe ben
klebus!” Sentake Pak Mun karo mbukak resletinge. Lagi bae arep ngetokake barang
wadine, si dhemit sambat kapok njur ... cekekal, si Slamet sadar, tangi karo
ucek-ucek mripat katon bingung.
”Wis-wis lunga dhemite. Gene
dieyeli bae kalah.” ujare Pak Mun. Kanca guru liyane padha melu ngguyu senajan
isih campur wedi. Apa tumon, dhemit diancam arep diuyuhi maneh kok ngacir
keweden!
(Kapethik saka Panyebar Semangat, No. 4/2002. kanthi kabesut)
E. Metode
Pembelajaran
Pendekatan : scientific
Metode : diskusi,
tanya jawab, penugasan
F. Media, Alat, dan
Sumber Pembelajaran
1.
Media
: Rekaman
wacana narasi babagan prastawa, Laptop, LCD, speaker
2.
Sumber
Belajar : Majalah
Panyebar Semangat, Dwijo, Den Menggung, Marsudi Basa lan sastra Jawa VII,
Jakarta:Erlangga, Piwulang Basa SMP lan MTs Kelas VII, Surakarta:Mediatama
G. Langkah-langkah
Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan 1
RINCIAN
KEGIATAN
|
WAKTU
|
Pendahuluan
· Peserta berdoa sebelum belajar
· Memeriksa
kehadiran dan kesiapan peserta didik
· Peserta
didik diarahkan guru untuk membentuk kelompok dengan anggota 4 orang
· Apersepsi:
menunjukkan Wacana Narasi Babagan Prastawa
· Menyampaikan
tujuan pembelajaran
|
10 menit
|
Kegiatan Inti
Mengamati:
· Peserta didik
mendengarkan
wacana narasi tentang peristiwa atau kejadian.
Menanya:
·
Peserta didik
bertanya jawab
tentang kata-kata yang dianggap
sulit yang terdapat dalam wacana yang didengarkan.
·
Peserta didik
mengajukan dan
menjawab pertanyaan
tentang isi wacana yang didengarkan
Mengumpulkan Informasi:
·
Peserta didik berdiskusi tentang isi
wacana yang didengarkan.
Mengasosiasi:
· Peserta didik
berlatih menulis isi wacana yang didengarkan
Mengkomunikasikan:
·
Peserta didik
mengungkapkan
isi wacana yang didengarkan
secara lisan dalam ragam krama.
|
60 menit
|
Penutup
· Guru bersama peserta didik menyimpulkan
materi PBM.
·
Guru
bersama peserta didik melakukan refleksi tentang proses dan hasil
pembelajaran yang telah dicapai.
·
Peserta
didik menerima tugas dari guru menulis wacana narasi dari kejadian yang
pernah dialami dan menarik perhatian siswa. kurang lebih satu
halaman folio atau kalau diceritakan kurang lebih 10 menit .
|
10 menit
|
Pertemuan
2
RINCIAN
KEGIATAN
|
WAKTU
|
Pendahuluan
· Peserta berdoa sebelum belajar
· Memeriksa
kehadiran dan kesiapan peserta didik
· Peserta
didik diarahkan guru untuk membentuk kelompok dengan anggota 4 orang
· Apersepsi:
Guru menayakan isi teks piwulang serat Wulangreh Pupuh
Pangkur (pada 1)
· Menyampaikan
tujuan pembelajaran
|
10 menit
|
Kegiatan Inti
Mengamati:
· Peserta didik
mendengarkan
wacana narasi tentang peristiwa atau kejadian.
Menanya:
·
Peserta didik
bertanya jawab
tentang kata-kata yang dianggap
sulit yang terdapat dalam wacana yang didengarkan.
·
Peserta didik
mengajukan dan
menjawab pertanyaan
tentang isi wacana yang didengarkan
Mengumpulkan Informasi:
·
Peserta didik berdiskusi tentang isi
wacana yang didengarkan.
Mengasosiasi:
· Peserta didik
berlatih menulis isi wacana yang didengarkan
Mengkomunikasikan:
·
Peserta didik
mengungkapkan
isi wacana yang didengarkan
secara lisan dalam ragam krama.
|
60 menit
|
Penutup
o Peserta
didik dan guru menyimpulkan materi
yang dipelajari dengan percaya diri.
o Peserta melakukan refleksi terkait pembelajaran yang baru
berlangsung dengan membuat catatan penguasaan materi
o Peserta
didik menyampaikan rasa puas atau tidaknya mengikuti kegiatan pembelajaran.
|
10 menit
|
PENILAIAN
1.
Sikap Spiritual
a.
Teknik Penilaian : observasi
b.
Bentuk Instrumen :
lembar observasi
c.
Kisi-kisi :
Instrumen
Penilaian Sikap Spiritual
Nama : _______________
Kelas : _______________
Keterangan:
1 = tidak pernah 3 = sering
2 = kadang-kadang 4 = selalu
2.
Penilaian Sikap Sosial
a.
Teknik Penilaian : Pengamatan
b.
Bentuk Instrumen : Lembar Observasi
c.
Kisi-kisi :
A.
Penilaian sikap sosial untuk diskusi
B.
Penilaian sikap sosial dalam kegiatan menanggapi hasil karya
teman dan berkarya
Objek : Wacana Narasi Babagan Prastawa
Lembar Pengamatan Sikap Sosial untuk
Kegiatan Menanggapi Karya dan Berkarya
Nama : ______________________________
Kelas :
______________________________
Petunjuk:
Berilah tanda silang (X)
sesuai dengan kondisi peserta didik. (Diisi
oleh guru)
Pedoman Penskoran:
Pilihan “Ya”
diberi skor 1, sedangkan pilihan “Tidak” diberi skor 0. Karena soal
berjumlah 4
butir, maka jumlah skor berkisar antara 0 sampai 4.
LEMBAR PENGAMATAN SIKAP
3.
Pengetahuan
a. Teknik Penilaian :
Tes tertulis
b. Bentuk Instrumen : Tes uraian
c. Kisi-kisi :
Instrumen
Penilaian Pengetahuan (K3)
Nama : ______________________________
Kelas : ______________________________
Soal :
A. Isenana ceceg-ceceg
ing ngisor iki kanthi trep!
1.
Gatekna wacana
iki !
Upacara
punika samangke kawiwitan saking makempaling para nayaka praja, sentana
dalem, abdi dalem ing papan ingkang sampun sumadya, inggih
salebeting Kraton peneripun ing kanan keringing sitinggil punika. Sadaya
ingkang badhe ngayahi jejibahan punapa dene ingkang
badhee hangombyongi sampan siyaga salebeting Kraton wiwit pukul 8 dalu utawi tabuh
20.00 WIK kala wau. Sadaya ubarampe kangge kirab sampan
sumadya. Wondene para-para ingkang tinanggenah ngayati jejibahan
inggih sampun baris tharik-tharik.
Golekana tegese tembung-tembung iki
a. Sumadya
b. Jejibahan
c. Tabuh
d. Ubarampe
e.
Ngayati Jejibahan
2.
Apa tegese ukara Kyai Slamet ingkang awujud Maesa Bule ing wacana narasi mau?
3. Coba tulisna maneh isine wacana narasi babagan
prastawa 1 kang
wis ko waca !
4. Coba tulisna maneh isine wacana narasi babagan
prastawa 2
kang wis ko waca !
Kunci Jawaban :
1. a. Sumadya = Siap
b. Jejibahan = tugas
c. Tabuh = wektu
d. Ubarampe =
piranti / alat
e. Ngayati Jejibahan
= nglakoni kuwajiban
2. Tegese ukara Kyai Slamet ingkang awujud maesa bule yaiku Kyai
slamet sing wujude kebo bule
3. Nyumanggaaken para dwija
anggenipun paring wangsulan
4. Nyumanggaaken para dwija anggenipun paring
wangsulan
Pedoman Penskoran:
Skor
jawaban benar untuk soal no 1 dan
2 = 0 – 2
Skor
jawaban benar untuk soal 3 dan 4
= 0 - 3
Skor
maksimal 10.
4.
Keterampilan
a.
Teknik Penilaian : Tes praktik
b.
Bentuk Instrumen : Tes uji petik kerja dan produk
c.
Kisi-kisi :
Instrumen Penilaian Keterampilan (K4)
Nama : ______________________________
Kelas : ______________________________
Soal:
1.Critakna isi teks wacana narasi babagan
prastawa ing ngarep kelas !
Keterangan:
4 = Sangat Baik 2 = Cukup
3 = Baik 1 = Kurang
Penghitungan
nilai akhir : Nilai akhir : skor yang diperoleh
---------------------------- X 100
Skor
maksimal
|
Babakan, 10 Juli 2014
Kepala MTs N Model Babakan
Drs. H. Wahidin
NIP. 19550105 198203 1004
|
Guru Mata Pelajaran
Bahasa Jawa
Isnen Widiyanti, S.Pd
NIP. 19790924 200901 2 006
|
RENCANA PELAKSANAN PEMBELAJARAN (RPP)
Ke-3
dan Ke-4
Sekolah : MTs N
Model Babakan
Matapelajaran : Bahasa Jawa
Kelas/Semester : 7/1
Materi
Pokok : Menelaah teks Piwulang Serat
Wulangreh Pupuh Pangkur.
Alokasi
Waktu :
2 X pertemuan (4 jpl)
A.
Kompetensi
Inti (KI)
1.
Menghargai dan menghayati ajaran agama
yang dianutnya.
2.
Menghargai dan menghayati perilaku
jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun,
percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan
alam dalam jangkauan pergaulan dan
keberadaannya.
3.
Memahami pengetahuan (faktual,
konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait dengan fenomena dan kejadian nyata.
4.
Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam
ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan
ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai
dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut
pandang/teori.
B.
Kompetensi Dasar
dan Indikator
KOMPETENSI
DASAR
|
INDIKATOR
|
1.1 Menerima
anugerah Tuhan Yang Maha Esa berupa bahasa Jawa sebagai bahasa Ibu untuk
mendukung bahasa Indonesia sebagai
bahasa persatuan dan kesatuan bangsa.
1.2 Menerima
anugerah Tuhan Yang Maha Esa berupa bahasa Jawa dan
memanfaatkannya sebagai sarana
komunikasi masyarakat Jawa masyarakat Jawa.
|
1.1.1 Terbiasa berdoa kepada Tuhan Maha Esa sebelum peserta didik
melaksanakan pembelajaran teks piwulang
Serat Wulangreh pupuh Pangkur
1.1.2 Menghargai dan mensyukuri keberadaan bahasa Jawa sebagai
sarana mempelajari teks piwulang Serat Wulangreh pupuh
Pangkur
.
|
2.1 Menghargai
dan menghayati perilaku jujur, disiplin, bertanggung jawab, peduli (toleransi
dan gotong royong), santun, percaya diri dalam menyampaikan informasi
atau menanggapan berbagai hal/keperluan
sesuai dengan tata krama Jawa.
2.2 Menunjukkan
perilaku berbahasa yang santun yang ditunjukkan dengan ketepatan penggunaan
ragam bahasa (unggah ungguh basa).
2.3 Menunjukkan
perilaku, tindakan, dan perbuatan yang mencerminkan kepribadian Jawa.
|
2.1.1
Terbiasa membantu teman sejawat dalam memecahkan masalah.
2.1.2
Terbiasa menyampaikan pendapat dalam pemecahan masalah dengan santun
2.1.3
Terbiasa menggunakan kata-kata
yang tidak menyinggung perasaan orang lain.
2.1.4 Mengikuti kegiatan diskusi dengan disiplin
2.1.5 Terbiasa bersikap jujur
dalam berkarya
|
3.2. Menelaah teks Serat Piwulang Wulangreh pupuh Pangkur.
|
3.2.1. Mengartikan kata-kata
yang dianggap sulit
yang terdapat dalam
teks piwulang serat Wulangreh Pupuh
Pangkur.
3.2.2. Mengajukan dan menjawab pertanyaan tentang isi teks
piwulang serat Wulangreh Pupuh Pangkur .
3.3.3. Menuliskan isi teks
piwulang serat Wulangreh Pupuh Pangkur.
3.3.4. Menjelaskan nilai yang terkandung dalam teks piwulang serat Wulangreh Pupuh
Pangkur.
|
4.2. Menanggapi isi teks piwulang serat Wulangreh pupuh Pangkur.
|
4.2.1. Menulis
pokok- pokok isi teks
Piwulang Serat Wulangreh Pupuh Pangkur
4.2.2. Menyampaikan pokok-pokok isi teks
Piwulang Serat Wulangreh Pupuh Pangkur
4.2.3. Menanggapan isi teks Piwulang Serat
Wulangreh Pupuh Pangkur
|
C. Tujuan
Pembelajaran
Pertemuan 1
Setelah
mengikuti kegiatan pembelajaran diharapkan peserta didik dapat :
1.
Berdoa
kepada Tuhan maha Esa sebelum peserta didik melaksanakan pembelajaran materi teks piwulang serat
Wulangreh Pupuh Pangkur.
2.
Menggunakan bahasa Jawa di kelas saat pelajaran bahasa Jawa dengan
baik.
3.
Mengartikan kata-kata
yang dianggap sulit
yang terdapat dalam
teks piwulang serat Wulangreh Pupuh
Pangkur.(pada 1)
4.
Mengajukan dan menjawab pertanyaan tentang isi teks
piwulang serat Wulangreh Pupuh Pangkur .(pada 1)
5.
Menuliskan pokok-pokok isi
teks piwulang serat Wulangreh Pupuh
Pangkur (pada 1)
6. Menyampaikan pokok-pokok isi teks Piwulang Serat
Wulangreh Pupuh Pangkur (pada 1)
7.
Membuat paraphrase teks Piwulang Serat
Wulangreh Pupuh Pangkur (pada 1)
8.
Menanggapi isi teks Piwulang Serat
Wulangreh Pupuh Pangkur. (pada 1) dengan jujur, dan
tanggung jawab.
Pertemuan 2
1.
Berdoa
kepada Tuhan maha Esa sebelum peserta didik melaksanakan pembelajaran materi teks piwulang serat
Wulangreh Pupuh Pangkur.
2.
Menggunakan bahasa Jawa di kelas saat pelajaran bahasa Jawa dengan
baik.
3.
Menuliskan pokok-pokok isi
teks piwulang serat Wulangreh Pupuh
Pangkur (pada 2)
4. Menyampaikan pokok-pokok isi teks Piwulang Serat
Wulangreh Pupuh Pangkur(pada 2)
5.
Membuat paraphrase teks Piwulang Serat
Wulangreh Pupuh Pangkur(pada 2 )
6.
Menanggapi isi teks Piwulang Serat
Wulangreh Pupuh Pangkur. (pada 2) dengan jujur, dan
tanggung jawab.
D. Materi
Pembelajaran
Pertemuan 1
a.
Teks Dengaran Serat Wulangreh pupuh Pangkur anggitan Sri Susuhunan Pakubuwana IV
(pada 1)
Kang sekar pangkur winarna,
lelabuhan kang kanggo ing wong urip,
ala lan becik
puniku,
prayoga kawruhana,
adat waton puniku dipun kadulu,
miwah ta ing tata krama,
den kaesthi siyang ratri.
b. Kata-kata yang dianggap sukar dalam tembang Pangkur
winarna =
wujude
lelabuhan = pangorbanan
prayoga = becike
kawruhana = ngertenana
adat waton = adat,
kabiasan
dipunkadulu =
dingerteni, digatekakae
miwah = karo, lan
den kaesthi =
dieling-eling
siyang =
awan
ratri =bengi
Pertemuan 2
Teks Serat Wulangreh pupuh Pangkur anggitan Sri Susuhunan Pakubuwana IV (pada 2)
Deduga lawan prayoga,
myang watara reringa aywa lali,
iku parabot satuhu,
tan kena tininggala,
tangi lungguh angadeg tuwin lumaku,
angucap meneng myang nendra,
duga-duga aja kari.
E. Metode
Pembelajaran
Pendekatan : scientific
Metode : diskusi,
tanya jawab, penugasan
F. Media, Alat, dan
Sumber Pembelajaran
1.
Media
: Rekaman
Tembang Pangkur.
2.
Sumber
Belajar :IwanMulyono.blogspot.com/2012/09/serat_Wulangreh_watak_
manusia
.
G. Langkah-langkah
Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan 1
RINCIAN
KEGIATAN
|
WAKTU
|
Pendahuluan
· Peserta berdoa sebelum belajar
· Memeriksa
kehadiran dan kesiapan peserta didik
· Peserta
didik diarahkan guru untuk membentuk kelompok dengan anggota 4 orang
· Apersepsi:
menunjukkan teks
piwulang serat Wulangreh Pupuh Pangkur .
· Menyampaikan
tujuan pembelajaran
|
|
Kegiatan Inti
o Peserta didik mendengarkan rekaman teks dengaran
piwulang Serat Wulangreh pupuh Pangkur
(pada 1)
o Peserta didik bertanya jawab tentang
kata-kata yang dianggap sulit yang terdapat dalam teks dengaran piwulang Serat Wulangreh pupuh Pangkur.
(pada 1)
o Peserta didik mengajukan dan menjawab
pertanyaan tentang isi teks piwulang
Serat Wulangreh pupuh Pangkur (pada 1)
o Peserta didik berdiskusi tentang arti
kata-kata yang dianggap sulit dalam teks piwulang
Serat Wulangreh pupuh Pangkur (pada 1)
o Peserta didik menyampaikan hasil diskusi
tentang pokok-pokok isi teks piwulang
Serat Wulangreh pupuh Pangkur (pada 1)
o Peserta didik menanggapi hasil diskusi
kelompok lain tentang isi teks piwulang
Serat Wulangreh pupuh Pangkur (pada 1)
o Peserta didik berlatih membuat
paraphrase teks piwulang Serat
Wulangreh pupuh Pangkur. (pada 1)
Penutup
·
Guru bersama peserta didik
menyimpulkan materi PBM.
· Guru
bersama peserta didik melakukan refleksi tentang proses dan hasil
pembelajaran yang telah dicapai.
· Peserta
didik menerima tugas dari guru mencari pokok-pokok isi teks piwulang
Serat Wulangreh pupuh Pangkur pada ke
2.
|
Pertemuan 2
Pendahuluan
· Peserta berdoa sebelum belajar
· Memeriksa
kehadiran dan kesiapan peserta didik
· Peserta
didik diarahkan guru untuk membentuk kelompok dengan anggota 4 orang
· Apersepsi:
Guru menayakan isi teks piwulang serat Wulangreh Pupuh
Pangkur (pada 1)
· Menyampaikan
tujuan pembelajaran
Kegiatan Inti
o Peserta didik membaca teks piwulang Serat Wulangreh pupuh Pangkur (pada 2)
o Peserta didik bertanya jawab tentang
kata-kata yang dianggap sulit yang terdapat dalam teks dengaran piwulang Serat Wulangreh pupuh Pangkur.
(pada 2)
o Peserta didik menyampaikan hasil diskusi
tentang pokok-pokok isi teks piwulang
Serat Wulangreh pupuh Pangkur (pada 2)
o Peserta didik menanggapi hasil diskusi
kelompok lain tentang isi teks piwulang
Serat Wulangreh pupuh Pangkur (pada 2)
Peserta didik
berlatih membuat paraphrase teks piwulang
Serat Wulangreh pupuh Pangkur. (pada 2)
Penutup
o Peserta
didik dan guru menyimpulkan materi
yang dipelajari dengan percaya diri.
o Peserta melakukan refleksi terkait pembelajaran yang baru
berlangsung dengan membuat catatan penguasaan materi
o Peserta
didik menyampaikan rasa puas atau tidaknya mengikuti kegiatan pembelajaran.
PENILAIAN
1.
Sikap Spiritual
a.
Teknik Penilaian : observasi
b.
Bentuk Instrumen :
lembar observasi
c.
Kisi-kisi :
Instrumen
Penilaian Sikap Spiritual
Nama : _______________
Kelas : _______________
Keterangan:
1 = tidak pernah 3 = sering
2 = kadang-kadang 4 = selalu
2.
Penilaian Sikap Sosial
a.
Teknik Penilaian : Pengamatan
b.
Bentuk Instrumen : Lembar Observasi
c.
Kisi-kisi :
A.
Penilaian sikap sosial untuk diskusi
B.
Penilaian sikap sosial dalam kegiatan menanggapi hasil karya
teman dan berkarya
Objek : Teks piwulang
Serat Wulangreh pupuh Pangkur
Lembar Pengamatan Sikap Sosial untuk
Kegiatan Menanggapi Karya dan Berkarya
Nama : ______________________________
Kelas :
______________________________
Petunjuk:
Berilah tanda silang (X)
sesuai dengan kondisi peserta didik. (Diisi
oleh guru)
Pedoman Penskoran:
Pilihan “Ya”
diberi skor 1, sedangkan pilihan “Tidak” diberi skor 0. Karena soal
berjumlah 4
butir, maka jumlah skor berkisar antara 0 sampai 4.
LEMBAR
PENGAMATAN SIKAP
3.
Pengetahuan
a. Teknik Penilaian :
Tes tertulis
b. Bentuk Instrumen : Tes uraian
c. Kisi-kisi :
Instrumen
Penilaian Pengetahuan (K3)
Nama : ______________________________
Kelas : ______________________________
Soal :
A. Isenana
ceceg-cecek ing ngisor iki kanthi trep!
1.
Gatekna tembang iki !
Kang sekar pangkur winarna, lelabuhan kang
kanggo ing wong urip, ala lan becik puniku, prayoga kawruhana, adat waton
puniku dipun kadulu, miwah ta ing tata krama, den kaesthi siyang ratri.
Golekana tegese tembung-tembung iki
a. winarna
b. lelabuhan
c. dipunkadulu
d. adat waton
2.
Apa tegese ukara Prayoga
kawruhana ing tembang Pangkur mau?
3. Coba tulisna maneh isine teks tembang Pangkur pada 1 kang wis ko waca !
4. Coba tulisna maneh isine teks tembang Pangkur pada 2 kang wis ko waca !
Kunci Jawaban :
A.
1.
a.winarna =
werna-werna
b.lelabuhan = pangorbanan
c.dipunkadulu = dingerteni
d. adat waton = adat istiadat
2. Tegese ukara Prayoga kawruhana yaiku becike dimangerteni.
3. Isine tembang Pangkur pada
1 kasebut yaiku dicritakake ana ing
tembang Pangkur, dene manungsa iku kudu ngerti apa sing kudu
dikorbanake/diabdikake. Manungsa mesthine ngerteni bab kang ala lan becik,
mangerteni adat istiadat, lan tata krama. Awan lan bengi kudu tansah
dieling-eling.
4.
Nyumanggaaken para dwija anggenipun paring wangsulan
Pedoman Penskoran:
Skor
jawaban benar untuk soal no 1 dan
2 = 0 – 2
Skor
jawaban benar untuk soal 3 dan 4
= 0 - 3
Skor
maksimal 10.
4.
Keterampilan
a.
Teknik Penilaian : Tes praktik
b.
Bentuk Instrumen : Tes uji petik kerja dan produk
c. Kisi-kisi
:
d.
Instrumen
Penilaian Keterampilan (K4)
Nama : ______________________________
Kelas : ______________________________
Soal:
1.Critakna isi teks Piwulang Serat Wulangreh pupuh Pangkur
ing ngarep kelas !
Keterangan:
4 = Sangat Baik 2 = Cukup
3 = Baik 1 = Kurang
Penghitungan
nilai akhir : Nilai akhir : skor yang diperoleh
---------------------------- X 100
Skor
maksimal
|
Babakan, 10
Juli
2014
Kepala MTs N Model Babakan
Drs. H. Wahidin
NIP. 19550105 198203 1004
|
Guru Mata Pelajaran
Bahasa Jawa
Isnen Widiyanti, S.Pd
NIP. 19790924 200901 2 006
|
Lampiran Materi.
Teks
Piwulang Serat Wulangreh Pupuh Pangkur
01
Kang sekar pangkur winarna, lelabuhan kang
kanggo ing wong urip, ala lan becik puniku, prayoga kawruhana, adat waton
puniku dipun kadulu, miwah ta ing tata krama, den kaesthi siyang ratri.
02
Deduga lawan prayoga, myang watara reringa aywa lali, iku parabot satuhu, tan kena tininggala, tangi lungguh angadeg tuwin lumaku, angucap meneng myang nendra, duga-duga aja kari.
03
Miwah ta sabarang karya, ing prakara gedhe kalawan cilik, papat iku datan kentun,
kanggo sadina-dina, rina wengi neng praja miwah ing dhusun, kabeh kang padha ambekan, papat iku aja lali.
04
Kalamun ana manungsa, tan anganggo ing duga lan prayogi, iku watake tan patut, awor lawan wong kathah, degsura ndaludur tan wruh ing edur, aja sira pedhak-
pedhak nora wurung neniwasi.
05
Pan wus watake manungsa, pan ketemu ing
laku
lawan linggih, solah muna mininipun, pan dadi panengeran ingkang pinter kang podho miwah
kang
luhung, kang sugih lan kang melarat, tanapi manungsa singgih
06
Tinitik solah
muna,
lawan malih ing laku lawan
linggih,
iku
panengeranipun,
winawas ginrotan, pramilane ing wong kuna-kuna iku, yen amawas ing sujalma,
datan amindho gaweni.
07
Ginulang sadina-dina, wewekane ing basa lan basuki, ing jubriya-kibiripun, sumungah lan sesongaran, mung sumendhe sakarsanira Hyang
Agung, ujar sirik kang rineksa, kautaman ulah wadi.
08
Ing masa mengko pan nora,
kang
katemu laku basa basuki, ingkang lumrah wong puniku, dhengki srei lan dora, iren meren pisastene pan kumingsun,sasolahe tan prasaja, jail mutakil basiwit.
09
10
Iku wong durbala murka, nora nana mareme jroning ati,
sabarang karepanipun, sanadyan wus katekan, arep maneh nora marem saya mbanjur, luwamah lawan amarah, iku kang den tuti wuri.
11
Ing sabarang solah tingkah, ing pangucap tanapi nyang alinggih, tan suka sor ambekipun, pan lumuh kaungkulan, ing sujalma pangrasane dhewekipun, tan ana kang madhanana, angrasa luhur pribadi.
12
Aja nedya katempelan, watek ingkang tan becik tinutwuri, watek
rusuh nora urus, tunggal lawan
manungsa,
dipun
sami anglabuhi kang apatut, parapan
dadi tuladha, tinula mring wong kang becik.
13
Aja lunyu lumur
genjah, angrong prasanakan
nyumur gumuling, ambubuti
arit puniku, watak kang tan raharja, pan wong lunyu nora kena dipun enut, monyar- manyir tan antepan, dela lemeran puniku.
14
Para panginan
tegesnya,
genjah iku cecegan barang kardi,
angrong
prasanak liripun, karem
ulah miruda, mring rabine sadulur miwah bebatur, tuwin sanak prasanakan, sok senenga dan ramuhi.
15
Nyumur guling punika, ambelawah datan duwe wewadi, nora kene rubung-rubung, wadine kang
den urap, mbuntut arit punika pracekanipun, apener
neng pangarepan, nggarretel dumunung wuri.
16
Sabarang kang dipun ucap, nora wurung mung plehe pribadi, iku lelabuhan patut, aja nedya anelad, ing wateke kangnem prakoro punika, kang sayogya ngupayoa,
anglir mastimbul ing warih.
RENCANA PELAKSANAN PEMBELAJARAN (RPP)
Ke-5 dan Ke-6
Sekolah : MTs N Model Babakan
Matapelajaran : Bahasa Jawa
Kelas/Semester : 7/1
Materi Pokok : Teks Cerita
Rakyat
Alokasi Waktu : 2 X
pertemuan (4 jp)
A. Kompetensi Inti (KI)
1.
Menghargai dan menghayati
ajaran agama yang dianutnya.
2.
Menghargai dan menghayati
perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong royong),
santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan
sosial dan alam dalam jangkauan
pergaulan dan keberadaannya.
3.
Memahami pengetahuan
(faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang
ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait dengan fenomena dan kejadian
nyata.
4.
Mencoba, mengolah, dan
menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi,
dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan
mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama
dalam sudut pandang/teori.
B. Kompetensi Dasar dan Indikator
KOMPETENSI DASAR
|
INDIKATOR
|
1.1 Menghargai dan
mensyukuri keberadaan bahasa Jawa
sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa,
sebagai sarana memahami informasi lisan dan tulis.
|
1.1.1
Terbiasa berdoa
kepada Tuhan Maha Esa
sebelum peserta didik melaksanakan pembelajaran teks cerita rakyat.
1.1.2
Menghargai dan mensyukuri keberadaan bahasa Jawa sebagai sarana menyajikan teks cerita
rakyat.
.
|
2.1 Menunjukkan sikap menghargai berperilaku jujur, disiplin,dan tanggung jawab dalm
menyampaikan informasi atau tanggapan berbagai hal / keperluan sesuai dengan
tata krama Jawa.
|
2.1.1
Terbiasa membantu teman sejawat dalam memecahkan masalah.
2.1.2 Terbiasa memberi pendapat dalam bahasan pemecahan masalah
2.1.3
Terbiasa menggunakan kata-kata
yang tidak menyinggung perasaan orang lain.
2.1.4 Mengikuti kegiatan diskusi dengan disiplin
2.1.5 Terbiasa bersikap jujur dalam berkarya
.
|
3.3.
Memahami isi teks cerita rakyat.
|
3.3.1
Mendengarkan dan mencatat kata-kata yang dianggap sulit yang terdapat dalam teks
cerita rakyat.
3.3.2 Mendiskusikan
dan mengartikan kata-kata yang dianggap sulit dalam teks cerita rakyat.
3.3.3. Mengajukan
dan menjawab pertanyaan dalam teks cerita rakyat yang didengarkan dalam ragam
ngoko.
3.3.4. Mendiskusikan isi teks cerita rakyat.
3.4.5.
Mengungkapkan isi teks cerita rakyat yang didengarkan secara tertulis.
|
4.3. Menceritakan
kembali isi teks cerita
rakyat
dengan ragam ngoko.
|
4.3.1
Membaca dalam hati teks cerita rakyat
4.3.2 Menjawab
dan mengajukan pertanyaan tentang isi teks cerita rakyat dalam ragam ngoko
4.3.3
Menulis ringkasan teks cerita rakyat
4.3.2
Mencari teks cerita rakyat lainnya
|
C.
Tujuan Pembelajaran
Pertemuan 1
Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran diharapkan
peserta didik dapat :
1. Berdoa kepada Tuhan maha Esa sebelum
peserta didik melaksanakan pembelajaran materi teks cerita rakyat.
2. Menggunakan bahasa Jawa di kelas saat pelajaran bahasa Jawa dengan
baik.
3. Menanggapi pendapat teman tentang teks cerita rakyat dengaran dengan jujur, dan
tanggung jawab.
4.
Mendengar dan mencatat kata-kata sulit dalam teks dengaran cerita rakyat
dengan tanggung
jawab
5. Berdiskusi dan mengartikan kata-kata sulit dalam teks
dengaran cerita rakyat dengan tanggung jawab dan jujur.
6. Mengajukan dan menjawab pertanyaan wacana
yang didengarkan dalam ragam ngoko dengan jujur.disiplin,tanggung jawab.
7. Mendiskusikan isi teks cerita rakyat
dengan jujur,disiplin dan tanggung jawab.
8. Mengungkapkan isi teks cerita rakyat yang
didengarkan secara tertulis dengan jujur,disiplin dan tanggung jawab.
Pertemuan
2
1.
Disajikan teks narasi
tentang cerita
rakyat dengan ragam ngoko, peserta didik dapat
membaca teks narasi
dalam hati dengan tanggung jawab
2.
Menjawab dan mengajukan
pertanyaan tentang isi teks cerita rakyat dengan santun
3.Menulis ringkasan isi teks cerita rakyat yang didengarkan secara jujur
dan tanggungjawab
4. Mencari teks cerita rakyat lainnya lalu dirangkum menggunakan
kata-kata sendiri
D. Materi Pembelajaran
Pertemuan 1
1. Teks dengaran tentang cerita rakyat dengan judul :
SENDHANG SANI
Sunan Kalijaga lan Ki Rangga sarta para
santrine padha nuju Padhepokan Sunan
Muria. Sanajan papa dununge adoh, Sunan Kalijaga kaya-kaya ora duwe kesel babar
pisan.
“Kaya
wis tekan Kadipaten Pati Pesantenan, sedhela maneh tekan Padhepokan Muria,”
ngendikane Sunan Kalijaga marang murid-muride.
Nalika
wanci sembahyang lohor, Sunan Kalijaga ngajak leren ing sangisore wit gedhe,
banjur prentah Ki Rangga supaya golek banyu kanggo wudhu. Ki Rangga lan kancane
padha bingung amarga ing papan kono garing ora ana banyune. Weruh murid-muride
padha bingung, Sunan Kalijaga karo mesem kandha, “Ki Rangga becike awake dhewe
nyuwun marang Gusti. Banjur jagane wit
iku muga-muga ana sumber sing mili. Nanging elinga kedadeyan apa wae ing kene
kuwi kersane Gusti. Aja padha lali yen ana kedadeyan apa wae, kabarna marang
aku ing samburi grumbul iki!”.
Ki
Rangga lan kanca-kancane padha nunggu wit kuwi nganti keturon. Bareng tangi
klambine padha teles kebes amarga panggonan mau wis kebak banyu. Saking
senenge, Ki Rangga lan kanca-kancane padha lali karo welinge Sunan Kalijaga. Ki
Rangga lan kanca-kancane banjur padha adus.
Sunan
Kalijaga bali maneh menyang papan mau. Ngerti pokale Ki Rangga, Sunan Kalijaga
ketrucut kandha, “ Ki Rangga isih eling karo welingku apa wae kedadeyan ing
kene kabarna marang aku. Ora malah langen kaya bulus.”
Sanalika
Ki Rangga lan kanca-kancane padha dadi bulus. Sunan Kalijaga ora sida wudhu
amarga banyune wis reged kena sisane Ki Rangga lan kanca-kancane. Mula papan
mau banjur diarani Sendhang Sani saka kedadeyan Sunan Kalijaga kang ngurungake
niate wudhu amarga disisani utawa didhisikki Ki Rangga lan kanca-kancane.
Papane kurang luwih telung kilo meter sisih lor kutha Pati.
Sumber : Yudiono KS dan Mulyono. 2005. Cerita Rakyat
dari Pati dalam Tim Pena Guru. 2010. Remen Basa Jawi. Erlangga : Jakarta
2. Kata-kata yang dianggap sukar dalam teks :
Padhepokan
|
: papan kanggo gladhen para santri
|
Nuju
|
: tumuju/menyang
|
Wanci
|
: wektu/wayah
|
Mili
|
:
metu banyune
|
Grumbul
|
: papan kang rungkut amarga akeh tetanduranne
|
Teles kebes
|
: teles banget
|
Welinge
|
: pesene
|
Pokale
|
: polahe, kelakuane, sikape
|
Ketrucut
|
: kebacut
|
Langen
|
: ciblon
|
Murungake
|
: njugarake
|
Pertemuan 2
1. Teks cerita rakyat dengan judul :
TANAH WANGI
Tanah Wangi iku sawijining pasarean kang
dumunung ing pareden sakidule desa Pakuthan kalebu wewengkon kecamatan Bayan
kabupaten Purworejo. Miturut citrane, ana kyai kang asale saka Kemiri Purworejo
jenenge Kyai Hamdani. Wektu semana kahanan isih geger ngadhepi Walanda.
Ing
sawijining dina Kyai Hamdani oleh wangsit supaya nglakoni tapa ngeli ing kali
Jali. Besuk menawa dheweke nganti mandheg anggone ngeli amarga kecanthol uwit
utawa lemah, tegese tapane wis rampung, lan dheweke kena manggon ing tlatah
kono. Wangsit mau banjur ditindakake dening Kyai Hamdani. Ora kacarita pira
suwene anggone tapa ngeli jubahe Kya Hamdani kecanthol oyot ing pinggir kali.
Kanthi mangkono tegese tapane wis rampung lan Kyai Hamdani wusana manggon ing
papan kono. Kang ditandangi sepisanan ing kono gawe papan kanggo manembah mring
Gusti. Kejaba kanggo manembah, papan mau uga kanggo punjere warga anggone
ngupaya nundhung Walanda. Amarga lemah ing kono rada moncol tumuju kali mula
papan kono diwenehi jeneng Poncol.
Saya
suwe sangsaya akeh wong kang manggon ing tlatah kono saperlu ngangsu kawruh
babagan ngelmu agama lan tetanen. Desa Poncol dadi asri, reja lan mulya. Swasanane
kaya ing kutha, banjur diganti jeneng
dadi desa Pekuthan.
Nalika
isih sugeng Kyai Hamdani weling marang para wargane, “ Sesuk yen aku dipundhut
dening Allah, tulung dikubur ing papan kang lemahe mambu wangi.” Ringkesing
crita Kyai Hamdani seda. Kanggo minangkani piwelinge Kyai Hamdani, para warga
golek papan kang lemahe wangi. Pungkasane lemah kang ambune wangi kasil
ditemokake yaiku manggon ing sakidule desa Pekuthan.
Pancen bener papan mau ambune wangi temenan malah
luwih wangi tinimbang lenga wangi kang dinggo para warga. Papan kanggo ngubur
Kyai Hamdani dijenengi “Tanah Wangi”.
Sumber : (Tim
MGMP Basa Jawa Kabupaten Purworejo, 2011. Memetri Basa Jawa. Grafika Agung
Press: Purworejo).
2. Kata-kata yang dianggap sukar dalam teks :
Pasarean
|
: kuburan
|
Pareden
|
: pegunungan
|
Wewengkon
|
: wilayah, tlatah, dhaerah
|
Geger
|
: rerusuh
|
Wangsit
|
: pitutur ghaib
|
Tapa
|
: semedi, tirakat, rialat kanggo
nggayuh pepinginan
|
Punjere
|
: pusate
|
Ngangsu kawruh
|
: golek ngelmu (sinau)
|
Reja
|
: rame
|
Minangkani
|
: nindakake prentah
|
3.
Ciri kebahasaan
:
Migunakake basa ngoko
Metode Pembelajaran
Pendekatan :
scientific
Metode
: diskusi,
tanya jawab, penugas
E. Media, Alat, dan Sumber
Pembelajaran
1.
Media : Rekaman teks cerita rakyat atau teks dibacakan guru, Lap top,
LCD, Speaker
2.
Sumber Belajar : Yudiono KS dan Mulyono. 2005. Cerita Rakyat dari Pati.
F. Langkah-langkah
Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan 1
RINCIAN KEGIATAN
|
WAKTU
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Pendahuluan
· Siswa berdoa sebelum belajar
· Memeriksa kehadiran dan kesiapan peserta didik
· Peserta didik diarahkan guru untuk membentuk kelompok dengan
anggota 4 orang
· Apersepsi: menunjukkan video berisi rekaman cerita rakyat untuk membangkitkan
minat peserta didik.
· Menyampaikan tujuan pembelajaran
|
10
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Kegiatan Inti
o Peserta didik mendengarkan wacana cerita
rakyat.
o Peserta didik bertanya jawab tentang
kata-kata yang dianggap sulit yang terdapat dalam wacana yang didengarkan.
o Peserta didik mengajukan dan menjawab
pertanyaan tentang dengaran cerita rakyat.
o Peserta didik dengan bimbingan guru
membentuk kelompok diskusi (4 siswa)
o Peserta didik berdiskusi tentang isi
wacana yang didengarkan.
o Peserta didik membuat ringkasan secara
berkelompok
o Peserta didik menyampaikan hasil
ringkasan
|
60
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Penutup
·
Guru bersama peserta didik
menyimpulkan materi PBM.
· Guru
bersama peserta didik melakukan refleksi tentang proses dan hasil
pembelajaran yang telah dicapai.
· Peserta
didik menyampaikan rasa puas atau tidaknya mengikuti kegiatan pembelajaran
· Peserta didik bersama guru merencanakan
program pembelajaran berikutnya. Guru menugaskan peserta didik agar mencari
teks cerita rakyat lainnya
Pertemuan 2
Pendahuluan
· Siswa
berdoa sebelum belajar
· Memeriksa
kehadiran dan kesiapan peserta didik
· Guru
memberikan apersepsi dengan bertanya
jawab berkaitan dengan materi teks cerita rakyat yang berkaitan struktur isi dan fitur
bahasa.
· Guru menanyakan tugas mencari teks
cerita rakyat pada pertemuan sebelumnya
Kegiatan Inti
o Peserta didik membaca teks cerita rakyat dengan Judul “ Tanah
Wangi”.
o Peserta didik bertanya jawab tentang
kata-kata yang dianggap sulit yang terdapat dalam teks cerita rakyat yang dibaca.
o Peserta didik mengajukan dan menjawab pertanyaan
tentang isi cerita rakyat
o Peserta didik berdiskusi tentang isi cerita rakyat yang dibaca.
o Peserta didik berlatih membuat ringkasan
secara perorangan
o Peserta didik menyampaikan hasil
ringkasan secara tertulis.
Penutup
o Siswa dan guru menyimpulkan materi yang
dipelajari dengan percaya diri dan tanggungjawab
o Siswa melakukan refleksi terkait pembelajaran
yang baru berlangsung dengan membuat catatan penguasaan materi dengan jujur
o Guru menekankan kepada peserta didik agar dapat memetik amanat cerita
rakyat yang bisa dijadikan contoh atau teladan bagi penguatan karakter.
PENILAIAN
1.
Sikap Spiritual
a.
Teknik Penilaian : observasi
b.
Bentuk Instrumen :
lembar observasi
c.
Kisi-kisi :
Instrumen
Penilaian Sikap Spiritual
Nama : _______________
Kelas : _______________
Keterangan:
1 = tidak pernah 3 = sering
2 = kadang-kadang 4 = selalu
2.
Penilaian Sikap Sosial
a.
Teknik Penilaian : Pengamatan
b.
Bentuk Instrumen : Lembar Observasi
c.
Kisi-kisi :
A.
Penilaian sikap sosial untuk diskusi
B.
Penilaian sikap sosial dalam kegiatan menanggapi hasil karya
teman dn berkarya
Objek : teks narasi tentang peristiwa atau kejadian
Lembar Pengamatan Sikap Sosial untuk
Kegiatan Menanggapi Karya dan Berkarya
Nama : ______________________________
Kelas :
______________________________
Petunjuk:
Berilah tanda silang (X)
sesuai dengan kondisi peserta didik. (Diisi
oleh guru)
Pedoman Penskoran:
Pilihan “Ya”
diberi skor 1, sedangkan pilihan “Tidak” diberi skor 0. Karena soal
berjumlah 4
butir, maka jumlah skor berkisar antara 0 sampai 4.
LEMBAR
PENGAMATAN SIKAP
3.
Pengetahuan
a. Teknik Penilaian :
Tes
b. Bentuk Instrumen : Tes Uraian
c. Kisi-kisi :
Instrumen
Penilaian Pengetahuan (K3)
Nama : ______________________________
Kelas : ______________________________
Soal :
A. Isenana
ceceg-cecek ing ngisor iki kanthi trep!
1. Sunan Kalijaga lan Ki Rangga sarta para
santrine padha nuju Padhepokan
Sunan Muria.
Apa tegese tembung padhepokan ing ukaran kasebut?
2. Sapa kang dadi paraga utama crita rakyat sing kokrungokake ?
3. Sunan Kalijaga karo para santrine arep
menyang ngendi?
4. Apa dhawuhe Sunan Kalijaga marang Ki
Rangga nalika wanci sembahyang luhur?
5. Geneya klambine Ki Rangga lan
kanca-kancane padha teles kebes?
6. Bareng wis akeh banyu, Ki Rangga karo
kanca-kancane banjur ……nganti lali karo welinge Sunan Kalijaga.
7. Kadadeyan apa kang nemahi Ki Rangga lan
kanca-kancane ing crita “Sendhang Sani”?
8. Geneya Sunan Kalijaga ora sida wudhu ing
Sendhang Sani?
9. “Sendhang Sani” papane ana ing ngendi?
10. Pitutur apa kang bisa dipethik saka crita rakyat “Sendhang Sani”?
B.Coba critakna maneh isine teks kang wis kokrungoke !
Kunci Jawaban :
A
1. Papan kanggo gladhen para santri
2. Sunan Kalijaga
3. Padhepokan Sunan Muria
4. Supaya golek banyu kanggo wudhu
5. Amarga papan kono wis kebak banyu
6. Padha adus
7. Malik dados bulus
8. Amarga banyune wis reged kena sisane Ki
Rangga lan kanca-kancane.
9. Kutha Pati
10. Aja nglirwakake prentahe para sepuh,
duwea rasa tanggungjawab
B. Kasumanggakaken
Tuladha
ringkesan crita rakyat :
TANAH WANGI
Tanah
Wangi iku arane pasarean kang dumunung ing tlatah kabupaten Purworejo. Manut
critane ana kyai kanga sale saka desa Kemiri yaiku Kyai Hamdani. Piyambake
oleh wangsit supaya tapa ngeli ing kali Jali, nganti mandheg olehe ngeli
ateges tapane wis rampung. Ringkesing crita Kyai Hamdani jubahe kecanthol
oyot wit ing pinggir kali, wusana jugar tapane. Kyai Hamdani banjur manggon
ing papan kono kang aran Desa Poncol. Suwe-suwe desa mau saya reja, asri lan
mulya kaya swasana ing kutha, mula desa Poncol diganti dadi desa Pakuthan.
Nalika isih sugeng Kya Hamdani weling menawa ngemben seda supaya disarekake
ing papan kang lemahe wangi. Temenan, bareng Kyai Hamdani seda banjur
disarekake ing papan kang lemahe mambu wangi. Wusana pasarene diarani Tanah
Wangi.
Pedoman Penskoran:
Setiap jawaban benar diberi skor 5,
sedangkan jawaban salah diberi skor 0. Karena soal berjumlah 10 butir, maka jumlah skor
berkisar antara 0 sampai 50.
Untuk
soal B skor 50 (ringkasan cerita rakyat lainnya) jadi total skor maksimal 100
4.
Keterampilan
a.
Teknik Penilaian : Tes praktik
b.
Bentuk Instrumen : Tes uji petik kerja dan produk
c.
Kisi-kisi :
Instrumen
Penilaian Keterampilan (K4)
Nama :
______________________________
Kelas : ______________________________
Soal:
1.Tulisen kanthi ringkes crita rakyat
“Tanah Wangi” nganggo basamu dhewe !
2.Tulisen crita rakyat liyane sing
kok ngerteni kanthi cekak aos !
Keterangan:
4 = Sangat Baik 2 = Cukup
3 = Baik 1 = Kurang
Penghitungan nilai akhir : Nilai
akhir : skor yang diperoleh
---------------------------- X 100
Skor
maksimal
|
Babakan, 10
Juli 2014
Kepala MTs N Model Babakan
Drs. H. Wahidin
NIP. 19550105 198203 1004
|
Guru Mata Pelajaran
Bahasa Jawa
Isnen Widiyanti, S.Pd
NIP. 19790924 200901 2 006
|
Langganan:
Postingan (Atom)