Oleh :
Isnen Widiyanti, S.Pd
Guru MTs N Model Babakan
Kridha Lumahing Asta
merupakan pepatah dalam bahasa jawa, secara harfiah kridhaberarti
bekerja, lumahing berarti menengadahkan, asta berarti
tangan. Jadi secara harfiah kridha lumahing asta berarti
bekerja dengan menengadahkan tangan, atau dengan kata lain adalah mengemis.
Kalau didaerah kota besar pengemis biasa kita jumpai di setiap lampu merah, di
pintu masuk Mall-mall besar, dan di depan masjid-masjid.
Begitu pula memasuki
bulan-bulan keagamaan misalnya ramadhan dan idul fitri,
pengemis musiman membludak di mana-mana. Fenomena ini mulai terjadi memasuki
ramadhan hingga idul fitri. Di pasar-pasar, pusat perbelanjaan, kantor-kantor
dan bahkan di rumah-rumah warga, para pengemis ini menyebar. Ada yang melakukan
aksi sendiri-sendiri dan ada pula yang bergerombol. Kebanyakan yang bergerombol
itu keluar masuk kampung. Anak-anak dan balita juga turut serta dalam rambongan
pengemis yang menyerbu kampung-kampung ini.
Pengemis disebagian kota
besar menjadi sumber masalah terutama untuk keindahan kota. Serba sulit memang
untuk mengatasi masalah ini, satu sisi mereka adalah manusia yang memang pantas
di kasihani, dan disatu sisi mereka mengganggu ketertiban dan keindahan kota.
Yang menjadi pertanyaan sekarang adalah apakah benar mereka itu kekurangan? karena
sekarang pengemis sudah merupakan dari profesi seseorang untuk mencari nafkah.
Kridha lumahing asta menjadi pekerjaan utama, karena
memang itu satu-satunya yang dapat dilakukannya. Dan konon hasil mengemis itu
bisa untuk membangun sebuah rumah mewah!
Model lain kridha lumahing asta yaitu pengamen yang asal njeplak mulutnya. Tanpa iringan musik, mereka
hanya mengandalkan tepuk tangan atawa paling banter memakai alat musik kecrek-kcrekdari tutup
botol. Ada yang berpenampilan baju koko plus peci lusuh membawa
selembar surat yang tak kalah lusuhnya yang ditaruh di dalam plastik. Semakin
banyak kita memberikan uang kepadanya, doa yang dipanjatkannya pun semakin
panjang.
Kridha lumahing asta tak hanya dilakukan oleh kaum
marjinal, namun dilakukan juga oleh orang-orang yang berpendidikan dan punya
kedudukan jabatan. Istilah terkenalnya pungli (pungutan
liar) yang bisa dilakukan oleh birokrat mulai tingkat bawah hingga tingkat
tinggi. Pungli di jalanan hingga yang dilakukan di ruang ber-AC, dari yang
kentara hingga yang secara sembunyi-sembunyi. Pengemis jenis ini
tidak menyedot rasa iba kepada yang dimintai, namun ia menunjukkan
kekuasaannya untuk mengemis.
Apakah penghasilan pengemis kurang dari
UMR? mungkin jawaban dari sebagian besar orang adalah kurang dari UMR, tetapi
perkiraan sebagian orang itu mungkin salah. Mari kita estimasikan pendapatan
mereka, misalkan disebuah lampu merah menyala 30x setiap jamnya, misalkan dalam
sekali lampu merah nyala pengemis mendapatkan Rp. 2000,- berarti pendapatan
perjamnya adalah 30xRp.2000 = Rp 60.000,- misalkan dia bekerja 8 jam dalam
sehari berarti pendapatan perhari mereka adalah Rp. 480.000 / hari,- Jadi
pendapatan kotor perbulan adalah Rp. 480.000,- X 25 hari kerja = Rp. 12.000.000,-/
bulan, wow..fantastis bukan? apakah pendapatan anda sebulan bisa segitu? kalau
belum berarti gaji anda masih kalah dengan pengemis.
Meskipun demikian kita tidak perlu iri
dengan mereka karena pekerjaan yang menggunakan akal dan otot (bukan mengemis)
adalah lebih mulia dan utama dibandingkan dengan mengemis di pingiir jalan.
Apakah setelah mengetahui pendapatan pengemis seperti estimasi diatas anda
lantas malas bersedekah? Saya rasa jangan, berikut akan saya sampaikan sedikit
pengertian langkah yang menurut saya dapat kita lakukan:
1. Rasulullah
Saw. bersabda :
اِذَاسَأَلَسَائِلٌفَلاَتَقْطَعُوْاعَلَيْهِمَسْأَلَتَهُحَتَّىيَقْرَغَمِنْهَاثُمَّرُدُّوْاعَلَيْهِبِوَقَارٍوَلِيْنٍبِبَذْلٍيَسِيْرٍاَوْبِرَدٍجَمِيْلٍفَاِنَّهُقَدْيَأْتِيْكُمْمَنْلَيْسَبِاِنْسَانٍوَلاَجَابٍّيَنْظُرُوْنَكَيْفَصَنِيْعُكُمْفِيْمَاخَوَّلَكُمُاللهُ
Artinya :Apabila datang seorang pengemis, maka jangan kamu putus (tolak) permintaannya sehingga selesai permintaanya. Kemudian kamu jawab dengan sopan dan lunak, dengan memberi sedikit atau penolakan yang baik, sebab ada kalanya yang datang kepadamu itu bukan manusia dan bukan jin, hanya sekedar menguji kamu, bagaimana kamu berbuat terhadap nikmat yang telah diberikan Allah kepadamu.
2. Bagaimanapun
juga tangan diatas tetap lebih baik dari tangan dibawah, sehingga sebesar
apapun penghasilan dari menjadi peminta-minta, akan lebih baik makan dari hasil
keringat dan tangannya sendiri. Nabi Daud adalah contoh orang yang memenuhi
kebutuhan hidupnya dari tangannya sendiri. Ikhlaslah dalam memberi, dan hanya
kepada Allah saja kita mengharapkan balasan baik di dunia mapun di akhirat
nanti.
3. Berprasangka
baiklah kepada pengemis. Bagaimanapun juga mereka kan telah ‘berjasa’ kepada
kita, karena mereka adalah ladang amal kita. Tanpa mereka, bagaimana kita bisa
mendapatkan pahala dari bersedekah?
4. Jika
Anda ingin memberi kepada pengemis, beri saja semampu dan seikhlas yang anda
bisa berikan. Ucapkan doa juga semoga pemberian anda barokah dan bermanfaat
bagi mereka. Hilangkan pikiran apakah mereka itu mengemis sebagai ‘profesi’
atau karena memang keadaan. Doakan juga semoga jika memang mereka kaya dari
hasil mengemis, maka Allah juga memberikan hidayah kepada mereka untuk
memperkaya batin mereka agar mau berusaha dari hasil keringat dan tangan mereka
sendiri.
5. Jika
anda memutuskan tidak mau memberi sedekah kepada mereka karena takut justru
akan menyuburkan ‘budaya mengemis’ pada keluarga dan anak turunan mereka, maka
juga tidak apa-apa. Tidak boleh lantas menampakkan wajah menghina apalagi
sampai menghardik mereka.
Lalu
bagaimana sikap yang bijaksana untuk menghadapi kenyataan ini?
a. Hargai Mereka
Hal yang perlu kita sadari adalah pengemis dan
gelandangan itu juga manusia. Mereka memiliki perasaan sama seperti kita dan
akan merasa tersakiti kalau keberadaannya diabaikan. Bila Anda memilih tidak
memberi, jangan menunjukkan sikap yang merendahkan, apalagi seolah jijik saat
melihat mereka.Cukup gelengkan kepala sambil tersenyum kalau Anda tidak ingin
memberi. Sebaliknya, jangan pula merasa menjadi pahlawan setelah memberi
beberapa uang receh. Ingatlah, hal itu tidak akan merubah hidup penerima. Anda
tidak patut disembah hanya karena bantuan kecil itu.
b.
Tak harus memberi uang
Kalau Anda merasa porsi hidangan yang akan Anda santap
terlalu besar, tak ada salahnya berbagi makanan tersebut dengan pengemis. Harap
diperhatikan, jangan sekali-sekali memberi makanan sisa. Lebih baik lagi kalau
Anda membelikan makanan yang persis sama seperti yang sedang Anda santap.
Tindakan ini jauh lebih memanusiawikan mereka daripada sekadar memberi uang
receh.
Anda patut curiga kalau ada pengemis menolak pemberian ini dan berkeras meminta uang. Hampir bisa dipastikan ia adalah anggota sindikat pengemis yang mengambil keuntungan dari kehadiran anda.Benda yang kita berikan memang tak seberapa nilainya dan tak bisa mengubah kehidupan mereka. Namun yang terpenting kita sudah menunjukkan kepedulian serta berusaha menghargai semua orang, termasuk pengemis dan gelandangan.
Anda patut curiga kalau ada pengemis menolak pemberian ini dan berkeras meminta uang. Hampir bisa dipastikan ia adalah anggota sindikat pengemis yang mengambil keuntungan dari kehadiran anda.Benda yang kita berikan memang tak seberapa nilainya dan tak bisa mengubah kehidupan mereka. Namun yang terpenting kita sudah menunjukkan kepedulian serta berusaha menghargai semua orang, termasuk pengemis dan gelandangan.
c.
Tegas dengan pengemis anak-anak
Sungguh miris menyaksikan anak-anak tiduran di pinggir
jalan sambil meminta-minta. Penampilan mereka juga sangat membuat iba. Badannya
terlihat sangat kotor, bahkan ada yang tidak mengenakan pakaian. Pemandangan
ini adalah ujian terberat yang harus dihadapi . Karena merasa kasihan, banyak dari
kita dengan gampangnya memberi uang. Tapi perlu kita sadari, memberi uang pada
pengemis anak-anak akan mendatangkan konsekuensi yang amat buruk. Makin besar
uang yang diterima anak-anak itu, makin kecil keinginannya untuk melanjutkan
sekolah. Buat apa capek-capek sekolah kalau mengemis saja bisa dapat uang?
Lagipula, belum tentu uang yang diterima akan digunakan sendiri oleh anak-anak itu. Bisa jadi uangnya diserahkan kepada orang tuanya, atau lebih parah lagi disetor kepada kepala sindikat pengemis. Jangan sampai kehadiran kita justru menyuburkan budaya mengemis. Bukannya menolong, kita malah membuat keadaan menjadi lebih buruk. Untuk memutus mata rantai ini, kita seharusnya tidak memberi uang kepada pengemis anak-anak.
Lagipula, belum tentu uang yang diterima akan digunakan sendiri oleh anak-anak itu. Bisa jadi uangnya diserahkan kepada orang tuanya, atau lebih parah lagi disetor kepada kepala sindikat pengemis. Jangan sampai kehadiran kita justru menyuburkan budaya mengemis. Bukannya menolong, kita malah membuat keadaan menjadi lebih buruk. Untuk memutus mata rantai ini, kita seharusnya tidak memberi uang kepada pengemis anak-anak.
d.
Pilih yang benar-benar perlu
dibantu
Kebanyakan dari kita memiliki kemampuan ekonomi yang
terbatas sehingga tak bisa memberi bantuan secara massif. Karena kita memiliki
keterbatasan, pilihlah orang yang benar-benar membutuhkan bantuan, misalnya
lansia dan orang cacat. Mungkin Anda sering melihat orang yang masih muda dan
bisa bekerja ikut juga meminta-minta. Sebenarnya tak ada yang salah memberikan
sesuatu pada seseorang. Namun berilah prioritas pada mereka yang lebih
membutuhkan.
e.
Jangan takut berkata tidak
Kadang kala pengemis yang kita jumpai
bersikap sangat agresif. Meskipun kita telah menggelengkan kepala, ia terus
membuntuti sampai kita menyerah lalu memberi uang. Menurut saya, lebih baik
merasa bersalah karena tidak memberi, daripada memberi karena terpojok atau
terpaksa. Pengemis juga harus mengerti, meminta pun harus dengan cara yang
baik.
Dari uraian diatas anda pasti sudah dapat mengambil
kesimpulan, bagaimana sepantasnya kita memperlakukan pengemis, semua terserah
kepada diri masing-masing. Karena apapun yang kita lakukan itu tergantung dari
niat kita, biarkan semua di nilai langsung oleh Allah SWT.