sugeng rawuh


widget

Minggu, 13 Juli 2014

Kridha Lumahing Asta

KRIDHA LUMAHING ASTA
 Oleh :
Isnen Widiyanti, S.Pd
Guru MTs N Model Babakan

Kridha Lumahing Asta merupakan pepatah dalam bahasa jawa, secara harfiah kridhaberarti bekerja, lumahing berarti menengadahkan, asta berarti tangan. Jadi secara harfiah kridha lumahing asta berarti bekerja dengan menengadahkan tangan, atau dengan kata lain adalah mengemis. Kalau didaerah kota besar pengemis biasa kita jumpai di setiap lampu merah, di pintu masuk Mall-mall besar, dan di depan masjid-masjid.
Begitu pula  memasuki bulan-bulan keagamaan misalnya ramadhan dan idul fitri, pengemis musiman membludak di mana-mana. Fenomena ini mulai terjadi memasuki ramadhan hingga idul fitri. Di pasar-pasar, pusat perbelanjaan, kantor-kantor dan bahkan di rumah-rumah warga, para pengemis ini menyebar. Ada yang melakukan aksi sendiri-sendiri dan ada pula yang bergerombol. Kebanyakan yang bergerombol itu keluar masuk kampung. Anak-anak dan balita juga turut serta dalam rambongan pengemis yang menyerbu kampung-kampung ini.
Pengemis disebagian kota besar menjadi sumber masalah terutama untuk keindahan kota. Serba sulit memang untuk mengatasi masalah ini, satu sisi mereka adalah manusia yang memang pantas di kasihani, dan disatu sisi mereka mengganggu ketertiban dan keindahan kota. Yang menjadi pertanyaan sekarang adalah apakah benar mereka itu kekurangan? karena sekarang pengemis sudah merupakan dari profesi seseorang untuk mencari nafkah.
Kridha lumahing asta menjadi pekerjaan utama, karena memang itu satu-satunya yang dapat dilakukannya. Dan konon hasil mengemis itu bisa untuk membangun sebuah rumah mewah!
Model lain kridha lumahing asta yaitu pengamen yang asal njeplak mulutnya. Tanpa iringan musik, mereka hanya mengandalkan tepuk tangan atawa paling banter memakai alat musik kecrek-kcrekdari tutup botol. Ada yang berpenampilan baju koko plus peci lusuh membawa selembar surat yang tak kalah lusuhnya yang ditaruh di dalam plastik. Semakin banyak kita memberikan uang kepadanya, doa yang dipanjatkannya pun semakin panjang.
Kridha lumahing asta tak hanya dilakukan oleh kaum marjinal, namun dilakukan juga oleh orang-orang yang berpendidikan dan punya kedudukan jabatan. Istilah terkenalnya pungli (pungutan liar) yang bisa dilakukan oleh birokrat mulai tingkat bawah hingga tingkat tinggi. Pungli di jalanan hingga yang dilakukan di ruang ber-AC, dari yang kentara hingga yang secara sembunyi-sembunyi. Pengemis jenis ini tidak menyedot rasa iba kepada yang dimintai, namun ia menunjukkan kekuasaannya untuk mengemis.
Apakah penghasilan pengemis kurang dari UMR? mungkin jawaban dari sebagian besar orang adalah kurang dari UMR, tetapi perkiraan sebagian orang itu mungkin salah. Mari kita estimasikan pendapatan mereka, misalkan disebuah lampu merah menyala 30x setiap jamnya, misalkan dalam sekali lampu merah nyala pengemis mendapatkan Rp. 2000,- berarti pendapatan perjamnya adalah 30xRp.2000 = Rp 60.000,- misalkan dia bekerja 8 jam dalam sehari berarti pendapatan perhari mereka adalah Rp. 480.000 / hari,- Jadi pendapatan kotor perbulan adalah Rp. 480.000,- X 25 hari kerja = Rp. 12.000.000,-/ bulan, wow..fantastis bukan? apakah pendapatan anda sebulan bisa segitu? kalau belum berarti gaji anda masih kalah dengan pengemis.
Meskipun demikian kita tidak perlu iri dengan mereka karena pekerjaan yang menggunakan akal dan otot (bukan mengemis) adalah lebih mulia dan utama dibandingkan dengan mengemis di pingiir jalan. Apakah setelah mengetahui pendapatan pengemis seperti estimasi diatas anda lantas malas bersedekah? Saya rasa jangan, berikut akan saya sampaikan sedikit pengertian langkah yang menurut saya dapat kita lakukan:

1.       Rasulullah Saw. bersabda :


اِذَاسَأَلَسَائِلٌفَلاَتَقْطَعُوْاعَلَيْهِمَسْأَلَتَهُحَتَّىيَقْرَغَمِنْهَاثُمَّرُدُّوْاعَلَيْهِبِوَقَارٍوَلِيْنٍبِبَذْلٍيَسِيْرٍاَوْبِرَدٍجَمِيْلٍفَاِنَّهُقَدْيَأْتِيْكُمْمَنْلَيْسَبِاِنْسَانٍوَلاَجَابٍّيَنْظُرُوْنَكَيْفَصَنِيْعُكُمْفِيْمَاخَوَّلَكُمُاللهُ

Artinya :Apabila datang seorang pengemis, maka jangan kamu putus (tolak) permintaannya sehingga selesai permintaanya. Kemudian kamu jawab dengan sopan dan lunak, dengan memberi sedikit atau penolakan yang baik, sebab ada kalanya yang datang kepadamu itu bukan manusia dan bukan jin, hanya sekedar menguji kamu, bagaimana kamu berbuat terhadap nikmat yang telah diberikan Allah kepadamu.
2.       Bagaimanapun juga tangan diatas tetap lebih baik dari tangan dibawah, sehingga sebesar apapun penghasilan dari menjadi peminta-minta, akan lebih baik makan dari hasil keringat dan tangannya sendiri. Nabi Daud adalah contoh orang yang memenuhi kebutuhan hidupnya dari tangannya sendiri. Ikhlaslah dalam memberi, dan hanya kepada Allah saja kita mengharapkan balasan baik di dunia mapun di akhirat nanti.
3.       Berprasangka baiklah kepada pengemis. Bagaimanapun juga mereka kan telah ‘berjasa’ kepada kita, karena mereka adalah ladang amal kita. Tanpa mereka, bagaimana kita bisa mendapatkan pahala dari bersedekah?
4.       Jika Anda ingin memberi kepada pengemis, beri saja semampu dan seikhlas yang anda bisa berikan. Ucapkan doa juga semoga pemberian anda barokah dan bermanfaat bagi mereka. Hilangkan pikiran apakah mereka itu mengemis sebagai ‘profesi’ atau karena memang keadaan. Doakan juga semoga jika memang mereka kaya dari hasil mengemis, maka Allah juga memberikan hidayah kepada mereka untuk memperkaya batin mereka agar mau berusaha dari hasil keringat dan tangan mereka sendiri.
5.       Jika anda memutuskan tidak mau memberi sedekah kepada mereka karena takut justru akan menyuburkan ‘budaya mengemis’ pada keluarga dan anak turunan mereka, maka juga tidak apa-apa. Tidak boleh lantas menampakkan wajah menghina apalagi sampai menghardik mereka.
Lalu bagaimana sikap yang bijaksana untuk menghadapi kenyataan ini?
a.       Hargai Mereka
Hal yang perlu kita sadari adalah pengemis dan gelandangan itu juga manusia. Mereka memiliki perasaan sama seperti kita dan akan merasa tersakiti kalau keberadaannya diabaikan. Bila Anda memilih tidak memberi, jangan menunjukkan sikap yang merendahkan, apalagi seolah jijik saat melihat mereka.Cukup gelengkan kepala sambil tersenyum kalau Anda tidak ingin memberi. Sebaliknya, jangan pula merasa menjadi pahlawan setelah memberi beberapa uang receh. Ingatlah, hal itu tidak akan merubah hidup penerima. Anda tidak patut disembah hanya karena bantuan kecil itu.
b.              Tak harus memberi uang
Kalau Anda merasa porsi hidangan yang akan Anda santap terlalu besar, tak ada salahnya berbagi makanan tersebut dengan pengemis. Harap diperhatikan, jangan sekali-sekali memberi makanan sisa. Lebih baik lagi kalau Anda membelikan makanan yang persis sama seperti yang sedang Anda santap. Tindakan ini jauh lebih memanusiawikan mereka daripada sekadar memberi uang receh.
Anda patut curiga kalau ada pengemis menolak pemberian ini dan berkeras meminta uang. Hampir bisa dipastikan ia adalah anggota sindikat pengemis yang mengambil keuntungan dari kehadiran anda.Benda yang kita berikan memang tak seberapa nilainya dan tak bisa mengubah kehidupan mereka. Namun yang terpenting kita sudah menunjukkan kepedulian serta berusaha menghargai semua orang, termasuk pengemis dan gelandangan.
c.                Tegas dengan pengemis anak-anak
Sungguh miris menyaksikan anak-anak tiduran di pinggir jalan sambil meminta-minta. Penampilan mereka juga sangat membuat iba. Badannya terlihat sangat kotor, bahkan ada yang tidak mengenakan pakaian. Pemandangan ini adalah ujian terberat yang harus dihadapi . Karena merasa kasihan, banyak dari kita dengan gampangnya memberi uang. Tapi perlu kita sadari, memberi uang pada pengemis anak-anak akan mendatangkan konsekuensi yang amat buruk. Makin besar uang yang diterima anak-anak itu, makin kecil keinginannya untuk melanjutkan sekolah. Buat apa capek-capek sekolah kalau mengemis saja bisa dapat uang?
Lagipula, belum tentu uang yang diterima akan digunakan sendiri oleh anak-anak itu. Bisa jadi uangnya diserahkan kepada orang tuanya, atau lebih parah lagi disetor kepada kepala sindikat pengemis. Jangan sampai kehadiran kita justru menyuburkan budaya mengemis. Bukannya menolong, kita malah membuat keadaan menjadi lebih buruk. Untuk memutus mata rantai ini, kita seharusnya tidak memberi uang kepada pengemis anak-anak.
d.              Pilih yang benar-benar perlu dibantu
Kebanyakan dari kita memiliki kemampuan ekonomi yang terbatas sehingga tak bisa memberi bantuan secara massif. Karena kita memiliki keterbatasan, pilihlah orang yang benar-benar membutuhkan bantuan, misalnya lansia dan orang cacat. Mungkin Anda sering melihat orang yang masih muda dan bisa bekerja ikut juga meminta-minta. Sebenarnya tak ada yang salah memberikan sesuatu pada seseorang. Namun berilah prioritas pada mereka  yang lebih membutuhkan.
e.              Jangan takut berkata tidak
Kadang kala pengemis yang kita jumpai bersikap sangat agresif. Meskipun kita telah menggelengkan kepala, ia terus membuntuti sampai kita menyerah lalu memberi uang. Menurut saya, lebih baik merasa bersalah karena tidak memberi, daripada memberi karena terpojok atau terpaksa. Pengemis juga harus mengerti, meminta pun harus dengan cara yang baik.
Dari uraian diatas anda pasti sudah dapat mengambil kesimpulan, bagaimana sepantasnya kita memperlakukan pengemis, semua terserah kepada diri masing-masing. Karena apapun yang kita lakukan itu tergantung dari niat kita, biarkan semua di nilai langsung oleh Allah SWT.