NGUDHAL
PIWULANG SIKAP AMANAH DALAM CERITA WAYANG ANOMAN DUTA
(Menelaah materi pembelajaran Bahasa
Jawa Kelas IX Semester Ganjil)
Oleh :
Isnen
Widiyanti, S.Pd
Guru Mulok Bahasa Jawa
“Ngadhepi
kaanan kang kaya mangkono, Anoman tatag tanggon tanpa miris, tanpa gigrig
manahe. Ing batine, kabeh prakara kang bener, bakal pener lan prakara kang
luput utawa salah mesthi bakal seleh”.
(Menghadapi
keadaan yang demikian, Anoman berani tanpa takut, tanpa bergetar hatinya. Di
dalam jiwanya, semua perkara kang benar bakal berhasil dan perkara yang salah
pasti bakal kalah.)
Lakon
pewayangan dari bagian kisah Ramayana “Anoman Duta” itu bercerita tentang
keputusan Rama Wijaya mengutus Anoman untuk menyusup ke Alengka guna mengetahui
keberadaan Sinta yang diculik oleh Dasamuka. Anoman merupakan salah satu tokoh
pewayangan yang biasanya melakonkan tokoh baik dan memiliki watak ksatria agung
yang patut untuk ditiru. Dalam bahasa Jawa Anoman ( Hanoman ) artinya Hono
(Ano) artinya Ada dan Man artinya Iman sehingga bisa
disimpulkan menjadi Adanya keberadaan iman dalam diri kita. Sedangkan Dasamuka
berasal dari kata Dasa artinya sepuluh dan muka artinya wajah
sehingga dapat disimpulkan artinya Berwajah Sepuluh, yang berarti bisa
berubah menjadi berbagai wujud dan melambangkan nafsu. Anoman digambarkan hanyalah
kera putih sedangkan Dasamuka digambarkan sebagai raksasa yang sakti bahkan
seperti tidak bisa mati karena bisa hidup kembali. Namun dalam pertempuran
Dasamuka dapat dikalahkan oleh Anoman.
Dikisahkan
bahwa dengan penuh tantangan dan perjuangan, Anoman berhasil melaksanakan
tugasnya itu dengan baik dan bisa memenuhi janjinya secara Amanah serta membawa
kabar kepada Rama bahwa Sinta tetap setia kepada suaminya tersebut. Seperti
halnya piwulang yang disampaikan dalam cerita wayang Anoman Duta, dalam agama Islam juga mewajibkan
kepada kita kaum Muslimin untuk bersifat Amanah.
Secara lughawi, kata "Amanah" artinya dapat
dipercaya atau terpercaya. Adapun menurut istilah aqidah dan syari'at agama, Amanah
adalah segala hal yang dipertanggungjawabkan kepada seseorang, baik hak-hak itu
milik Allah maupun hak hamba, baik yang berupa benda, pekerjaan, perkataan,
ataupun kepercayaan hati. Apa pun status kita,
apakah sebagai seorang siswa atau siswi, pegawai, petani, pedagang, ibu dan
ayah, atau lainnya, maka kita dituntut untuk bersikap amanah, menyampaikannya
kepada ahlinya. Dalam hal ini Rasulullah SAW, bersabda: "Kamu sekalian pemimpin dan kamu sekalian akan
diminta pertanggung-jawabannya tentang apa yang kamu pimpin, imam (pejabat apa
saja) adalah pemimpin dan ia akan diminta pertanggungjawabannya tentang apa
yang dipimpinnya, dan orang laki-laki (suami) adalah pemimpin dalam lingkungan
keluarganya, dan ia akan ditanya tentang apa yang ia pimpin, orang perempuan
(istri) juga pemimpin, dalam mengendalikan rumah tangga suaminya, dan ia juga
akan ditanya tentang apa yang dipimpinnya, dan pembantu rumah tangga juga
pemimpin dalam mengawasi harta benda majikannya, dan dia juga akan ditanya
tentang apa yang ia pimpin." (H.R. Ahmad, Muttafaq 'alaih, Abu Daud dan
Tirmidzi dari Ibni Umar)”.
Secara islami, apabila kita diserahi suatu amanah, maka
amanah itu wajib kita pelihara, kita laksanakan, kita layani, baik amanah itu
berupa harta, kehormatan, wasiat maupun lainnya. Jabatan yang tinggi juga merupakan
bentuk amanah yang harus dijaga.
Amanah merupakan unsur penting dan menentukan akan
berhasil dan tidaknya seseorang dalam berusaha dan beramal, serta berhasil dan
tidaknya suatu bangsa dalam mempertahankan dan melestarikan hidup. Dalam
kehidupan sehari-hari banyak kita saksikan adanya perbedaan yang nyata antara
orang yang bersifat amanah dengan orang yang suka berkhianat. Orang yang
bersikap amanat atau jujur selalu menjadi tempat kepercayaan, dihormati dan disegani.
Sedangkan orang yang bersikap khianat atau curang selalu dibenci dan dikucilkan
dalam pergaulan. Sebagai akibat dari dua sikap yang saling bertentangan itu,
terlihat bahwa orang yang bersifat amanah selalu berhasil dalam berusaha.
Sedangkan, orang yang bersifat khianat selalu mengalami kegagalan dalam
mencapai tujuan yang dicita-citakan. Seperti pada kutipan cerita Anoman Duta
sebagai berikut :
“Sawise
oleh sisik melik lan kaanan liyane, anoman ya Kethek Putih banjur bali. Nanging
nalika arep pamit bali, konangan para prajurit Alengkadiraja, lan dirangket
nuli disowanake marang Prabu Dasamuka. Dening Dasamuka, anoman kapatrapan
paukuman yaiku bakal diobong ing alun-alun Ngalengka. Ngadhepi kaanan kang kaya
mangkono, Anoman tatag tanggon tanpa miris, tanpa gigrig manahe. Ing batine,
kabeh prakara kang bener, bakal pener lan prakara kang luput utawa salah mesthi
bakal seleh. Kacarita, Kethek Putih ya Anoman nglakoni paukuman. Nanging
senajan diobong, Anoman ora bisa kobong amarga sekti mandraguna lan malah
mencolot sanduwuring kraton. Omah, bangunan liyane, lan wit-witan kang diencoki
Anoman kabeh kobong. Kraton Ngalengka sing maune apik, asri saiki dadi segara
geni. Prabu Dasamuka nesu lan mrentahake para prajurit supaya nyekel Anoman.
Nanging Anoman kasil lolos lan wis bisa ketemu maneh atur palapuran marang
Prabu Rama”.
(Setelah
mendapatkan keterangan dan keadaan lainnya, Anoman pulang. Tetapi saat pamit
pulang, ketahuan oleh prajurit Alengkadiraja dan dihadapkan ke prabu Dasamuka.
Oleh Dasamuka, Anoman mendapatkan hukuman yaitu dibakar dialun-alun Alengka. Menghadapi
keadaan yang seperti itu, Anoman berani tanpa takut, tanpa bergetar hatinya. Di
dalam jiwanya semua perkara yang benar bakal berhasil, dan perkara yang salah
bakal kalah. Diceritakan Anoman dihukum. Tapi walaupun dibakar anoman tidak
bisa terbakar karena sekti mandraguna dan malah meloncat diatas kraton. Rumah,
bangunan lainnya, tumbuh-tumbuhan yang dihinggapi semua terbakar. Kraton
alengka yang tadinya apik, asri, sekarang menjadi lautan api. Prabu Dasamuka
marah dan memerintahkan para prajurit menangkap anoman. Tetapi anoman berhasil
lolos dan melaporkan semua tugasnya kepada Prabu Rama).
Dalam kutipan diatas dijelaskan bahwa sikap Anoman yang
Amanahlah yang menuntun keberhasilannya dalam melaksanakan tugas yang
dibebankan kepadanya. Allah SWT telah menjadikan amanah sebagai salah satu
sikap hamba-Nya yang saleh dan menjadi kekasih-Nya. Sedangkan, orang-orang yang
mengkhianati amanah di hari pembalasan nanti diperlihatkan kepada seluruh
makhluk dengan diberi tanda khusus yang menegaskan bahwa mereka adalah
pengkhianat.
Dari uraian diatas jelas kalau tokoh Anoman telah dengan
berani dan bertanggungjawab mengemban amanah yang ditugaskan oleh Prabu Rama, maka
pantaslah jika Cerita Anoman Duta diajarkan dalam piwulangan bahasa Jawa karena
banyak sikap para tokohnya yang bisa diterapkan
serta dicontoh para siswa. Melalui cerita Anoman Duta ini diharapkan para siswa
bisa mentauladani sikap Amanah dari Anoman yang penuh tanggung jawab dan dapat
dipercaya melaksanakan tugas yang dibebankan dipundaknya. Sehingga kelak
apabila telah dewasa dan menjadi pemimpin pun bisa melaksanakan tugas yang
diembannya secara amanah. Aamiin...
Sumber Bacaan :
Diktat Pembelajaran Bahasa Jawa Kelas IX Semester 1
http://islamiwiki.blogspot.com/2014/02/pengertian-amanah-wajibnya
berperilaku.html#.W2FfVTl9hVc diunduh hari Rabu, 1 Agustus 2018 jam 10.00 WIB.
https://blog.hadisukirno.co.id/anoman-duta-obong/ diunduh hari
Rabu, 1 Agustus 2018 jam 15.00 WIB
Tidak ada komentar:
Posting Komentar