sugeng rawuh


widget

Selasa, 23 Oktober 2018

Ngudhal Piwulang Sikap Amanah


NGUDHAL PIWULANG SIKAP AMANAH DALAM CERITA WAYANG ANOMAN DUTA
(Menelaah materi pembelajaran Bahasa Jawa Kelas IX Semester Ganjil)
Oleh :
Isnen Widiyanti, S.Pd
Guru Mulok Bahasa Jawa


“Ngadhepi kaanan kang kaya mangkono, Anoman tatag tanggon tanpa miris, tanpa gigrig manahe. Ing batine, kabeh prakara kang bener, bakal pener lan prakara kang luput utawa salah mesthi bakal seleh”.
(Menghadapi keadaan yang demikian, Anoman berani tanpa takut, tanpa bergetar hatinya. Di dalam jiwanya, semua perkara kang benar bakal berhasil dan perkara yang salah pasti bakal kalah.)

Lakon pewayangan dari bagian kisah Ramayana “Anoman Duta” itu bercerita tentang keputusan Rama Wijaya mengutus Anoman untuk menyusup ke Alengka guna mengetahui keberadaan Sinta yang diculik oleh Dasamuka. Anoman merupakan salah satu tokoh pewayangan yang biasanya melakonkan tokoh baik dan memiliki watak ksatria agung yang patut untuk ditiru. Dalam bahasa Jawa Anoman ( Hanoman ) artinya Hono (Ano) artinya Ada dan Man artinya Iman sehingga bisa disimpulkan menjadi Adanya keberadaan iman dalam diri kita. Sedangkan Dasamuka berasal dari kata Dasa artinya sepuluh dan muka artinya wajah sehingga dapat disimpulkan artinya Berwajah Sepuluh, yang berarti bisa berubah menjadi berbagai wujud dan melambangkan nafsu. Anoman digambarkan hanyalah kera putih sedangkan Dasamuka digambarkan sebagai raksasa yang sakti bahkan seperti tidak bisa mati karena bisa hidup kembali. Namun dalam pertempuran Dasamuka dapat dikalahkan oleh Anoman.
Dikisahkan bahwa dengan penuh tantangan dan perjuangan, Anoman berhasil melaksanakan tugasnya itu dengan baik dan bisa memenuhi janjinya secara Amanah serta membawa kabar kepada Rama bahwa Sinta tetap setia kepada suaminya tersebut. Seperti halnya piwulang yang disampaikan dalam cerita wayang Anoman Duta, dalam agama Islam juga mewajibkan kepada kita kaum Muslimin untuk bersifat Amanah.
Secara lughawi, kata "Amanah" artinya dapat dipercaya atau terpercaya. Adapun menurut istilah aqidah dan syari'at agama, Amanah adalah segala hal yang dipertanggungjawabkan kepada seseorang, baik hak-hak itu milik Allah maupun hak hamba, baik yang berupa benda, pekerjaan, perkataan, ataupun kepercayaan hati. Apa pun status kita, apakah sebagai seorang siswa atau siswi, pegawai, petani, pedagang, ibu dan ayah, atau lainnya, maka kita dituntut untuk bersikap amanah, menyampaikannya kepada ahlinya. Dalam hal ini Rasulullah SAW, bersabda: "Kamu sekalian pemimpin dan kamu sekalian akan diminta pertanggung-jawabannya tentang apa yang kamu pimpin, imam (pejabat apa saja) adalah pemimpin dan ia akan diminta pertanggungjawabannya tentang apa yang dipimpinnya, dan orang laki-laki (suami) adalah pemimpin dalam lingkungan keluarganya, dan ia akan ditanya tentang apa yang ia pimpin, orang perempuan (istri) juga pemimpin, dalam mengendalikan rumah tangga suaminya, dan ia juga akan ditanya tentang apa yang dipimpinnya, dan pembantu rumah tangga juga pemimpin dalam mengawasi harta benda majikannya, dan dia juga akan ditanya tentang apa yang ia pimpin." (H.R. Ahmad, Muttafaq 'alaih, Abu Daud dan Tirmidzi dari Ibni Umar)”.
Secara islami, apabila kita diserahi suatu amanah, maka amanah itu wajib kita pelihara, kita laksanakan, kita layani, baik amanah itu berupa harta, kehormatan, wasiat maupun lainnya. Jabatan yang tinggi juga merupakan bentuk amanah yang harus dijaga.
Amanah merupakan unsur penting dan menentukan akan berhasil dan tidaknya seseorang dalam berusaha dan beramal, serta berhasil dan tidaknya suatu bangsa dalam mempertahankan dan melestarikan hidup. Dalam kehidupan sehari-hari banyak kita saksikan adanya perbedaan yang nyata antara orang yang bersifat amanah dengan orang yang suka berkhianat. Orang yang bersikap amanat atau jujur selalu menjadi tempat kepercayaan, dihormati dan disegani. Sedangkan orang yang bersikap khianat atau curang selalu dibenci dan dikucilkan dalam pergaulan. Sebagai akibat dari dua sikap yang saling bertentangan itu, terlihat bahwa orang yang bersifat amanah selalu berhasil dalam berusaha. Sedangkan, orang yang bersifat khianat selalu mengalami kegagalan dalam mencapai tujuan yang dicita-citakan. Seperti pada kutipan cerita Anoman Duta sebagai berikut :

“Sawise oleh sisik melik lan kaanan liyane, anoman ya Kethek Putih banjur bali. Nanging nalika arep pamit bali, konangan para prajurit Alengkadiraja, lan dirangket nuli disowanake marang Prabu Dasamuka. Dening Dasamuka, anoman kapatrapan paukuman yaiku bakal diobong ing alun-alun Ngalengka. Ngadhepi kaanan kang kaya mangkono, Anoman tatag tanggon tanpa miris, tanpa gigrig manahe. Ing batine, kabeh prakara kang bener, bakal pener lan prakara kang luput utawa salah mesthi bakal seleh. Kacarita, Kethek Putih ya Anoman nglakoni paukuman. Nanging senajan diobong, Anoman ora bisa kobong amarga sekti mandraguna lan malah mencolot sanduwuring kraton. Omah, bangunan liyane, lan wit-witan kang diencoki Anoman kabeh kobong. Kraton Ngalengka sing maune apik, asri saiki dadi segara geni. Prabu Dasamuka nesu lan mrentahake para prajurit supaya nyekel Anoman. Nanging Anoman kasil lolos lan wis bisa ketemu maneh atur palapuran marang Prabu Rama”.
(Setelah mendapatkan keterangan dan keadaan lainnya, Anoman pulang. Tetapi saat pamit pulang, ketahuan oleh prajurit Alengkadiraja dan dihadapkan ke prabu Dasamuka. Oleh Dasamuka, Anoman mendapatkan hukuman yaitu dibakar dialun-alun Alengka. Menghadapi keadaan yang seperti itu, Anoman berani tanpa takut, tanpa bergetar hatinya. Di dalam jiwanya semua perkara yang benar bakal berhasil, dan perkara yang salah bakal kalah. Diceritakan Anoman dihukum. Tapi walaupun dibakar anoman tidak bisa terbakar karena sekti mandraguna dan malah meloncat diatas kraton. Rumah, bangunan lainnya, tumbuh-tumbuhan yang dihinggapi semua terbakar. Kraton alengka yang tadinya apik, asri, sekarang menjadi lautan api. Prabu Dasamuka marah dan memerintahkan para prajurit menangkap anoman. Tetapi anoman berhasil lolos dan melaporkan semua tugasnya kepada Prabu Rama).

Dalam kutipan diatas dijelaskan bahwa sikap Anoman yang Amanahlah yang menuntun keberhasilannya dalam melaksanakan tugas yang dibebankan kepadanya. Allah SWT telah menjadikan amanah sebagai salah satu sikap hamba-Nya yang saleh dan menjadi kekasih-Nya. Sedangkan, orang-orang yang mengkhianati amanah di hari pembalasan nanti diperlihatkan kepada seluruh makhluk dengan diberi tanda khusus yang menegaskan bahwa mereka adalah pengkhianat.
Dari uraian diatas jelas kalau tokoh Anoman telah dengan berani dan bertanggungjawab mengemban amanah yang ditugaskan oleh Prabu Rama, maka pantaslah jika Cerita Anoman Duta diajarkan dalam piwulangan bahasa Jawa karena banyak sikap para tokohnya yang  bisa diterapkan serta dicontoh para siswa. Melalui cerita Anoman Duta ini diharapkan para siswa bisa mentauladani sikap Amanah dari Anoman yang penuh tanggung jawab dan dapat dipercaya melaksanakan tugas yang dibebankan dipundaknya. Sehingga kelak apabila telah dewasa dan menjadi pemimpin pun bisa melaksanakan tugas yang diembannya secara amanah. Aamiin...

Sumber Bacaan :
Diktat Pembelajaran Bahasa Jawa Kelas IX Semester 1
https://blog.hadisukirno.co.id/anoman-duta-obong/ diunduh hari Rabu, 1 Agustus 2018 jam 15.00 WIB

Tidak ada komentar:

Posting Komentar